Konflik akan membawa manfaat dan menyehatkan hubungan jika diselesaikan dengan cara yang sehat. Dan beberapa cara menyelesaikan konflik yang sehat. lengkapnya klik link berikut ini :
Oleh Ustadzah Herda Hasanah
Ibarat garam dan gula dalam masakan, konflik menjadi bumbu dalam kehidupan rumah tangga. Konflik jadi satu hal yang tak dapat dihindari.Tapi , takaran 'bumbu' rumah tangga harus pas demi kelanggengan hubungan yang baik.
"Kenapa ada konflik? Saat ekspektasi harapan tidak sesuai dengan kenyataan, biasakan diri untuk bisa realistis menerima dengan kenyataan yang tidak sesuai harapan
Konflik akan membawa manfaat dan menyehatkan hubungan jika diselesaikan dengan cara yang sehat. Dan beberapa cara menyelesaikan konflik yang sehat, seperti berikut.
1. Konflik dibuat sederhana
Fokus lah pada konflik yang sedang dihadapi. Jangan menambah parah konflik dengan persoalan-persoalan lain, apalagi mengungkit hal-hal yang sudah berlalu.
2. Perbaiki mindset
perlu menyiapkan mindset yang tepat. Konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari.
"Kita harus siap jika mau tumbuh lebih baik dan belajar dari konflik," . Bentuk pola pikir bahwa setiap konflik pasti memiliki tujuan.
Berikan makna pada konflik yang terjadi, Konflik adalah takdir maka perlu yakin bahwa takdir itu baik buat kita. Konflik adalah jalan untuk menjadikan kita lebih dewasa ,menjadikan pernikahan kita lebih samawa.
Konflik melatih kita untuk terampil berinteraksi dan berkomunikasi dengan pasangan kita. Konflik mengasah diri kita untuk melihat sejauh mana kita mampu beradaptasi bahkan bertoleransi dengan pasangan.
Konflik mengajarkan kita bagaimana mengelola emosi dengan baik, banyak lagi maknaa lain yang bisa kita dapatkan dari konflik yang terjadi.
Intinya jangan baper saat ada Konflik,nikmati dan jalani proses nya ,Karenaa setiap konflik pasti ada solusinya bagi yang bersungguh sungguh menghadapinya.
Intinya semakin baik dan positif mindset kita semakin mudah kita bisa mengendalikan emosi, pikiran dan tindakan kita saat konflik.
3. Buat SOP
Standard operational procedure (SOP) diperlukan pasangan suami istri dalam mengatasi konflik. SOP menjadi pedoman sepasang suami istri saat berkonflik.
"Perlu ada kesepakatan 'do and don'ts'," apa yang boleh dilakukan dikatakan apa yang tidak boleh dilakukan dikatakan saat terjadi konflik, sehingga kata kata dan sikap kita tidak bias dan berefek kemana mana.
4. Jadi pendengar
Perlu sekali untuk mulai terbuka dengan perasaan sendiri. Selain itu, coba-lah jadi pendengar yang baik dan mempraktikkan assertive communication. Nama terakhir merupakan kemampuan seseorang untuk menyampaikan perasaan, pikiran, gagasan, disertai rasa menghargai perasaan serta pikiran orang lain.
5. Cari solusi
Konflik memiliki satu tujuan, yakni menemukan solusi. Perlu diingat bahwa konflik bukan sekadar saling lempar argumen dan mencari siapa yang menang.
6. Jika perlu, cari bantuan
Tak semua konflik harus diatasi sendiri. Ada kalanya sebuah konflik sulit untuk menemukan jalan tengah dan memerlukan bantuan pihak ketiga. Misalnya saja, konflik keuangan yang perlu menghadirkan konsultan keuangan.
Tags: Ustadzah Herda Hasanah, Konflik Keluarga