Cara Menyambung Silaturrahim

Cara Menyambung Silaturrahim

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam.  Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Silaturahim diwajibkan dalam Islam. Kewajibannya tertuang dalam Al-Qur’an dan sunnah. Memutuskannya terkategori dosa besar. Sejumlah ulama telah menukil kesepakatan umat atas wajibnya silaturahim dan haramnya memutus tali persaudaraan; seperti Imam al-Qurthubi, al-Qadhi ‘Iyadh, dan ulama lainnya.

Allah telah mengancam laknat bagi siapa yang memutus tali persaudaraan dalam firman-Nya:

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ

Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS. Muhammad: 22-23)

Imam Al-Qurthubi menjelaskan tentang ayat ini, bahwa mereka yang mengerjakan perbuatan ini; yakni membuat kerusakan di muka bumi dan memutus silaturahim adalah orang-orang yang Allah laknat. Allah jauhkan mereka dari rahmat-Nya lalu Allah jadikan mereka tuli dan buta. Yaitu tuli dari memahami pelajaran dan nasihat yang telah mereka dengar. Sedangkan buta, maknanya adalah Allah hilangkan akal-akal mereka sehingga tidak bisa memahami hujjah yang Allah turunkan dan tidak bisa mengambil pelajaran dari pelajaran dan bukti-bukti kebenaran yang telah mereka lihat.

Hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjelaskan keutamaan yang agung dan pahala yang besar bagi orang yang mengerjakan silaturahim. Yaitu menyambung tali persaudaraan.

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu 'Anha, beliau berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

الرَّحمُ معلَّقةٌ بالعرش تقولُ: مَن وصلني وصله اللهُ، ومَن قطعني قطعه اللهُ

Keluarga (ar-Rahm) tergantung kepada 'Arsy. Ia berkata: barangsiapa menghubungkan aku, niscaya Allah akan menyambung hubungan dengannya, dan barangsiapa yang memutuskanku, niscaya Allah akan memutus hubungan dengannya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Kebahagiaan itu didapatkan apabila Allah menyambung hubungan dengannya. Siapa yang Allah sambung hubungan baik kepadanya maka ia akan beruntung di dunia dan akhirat.

Silaturahim paling utama adalah menyambung kembali hubungan kekeluargaan (kekerabatan) kepada orang yang memutuskannya. Inilah silaturahim paling besar keutamaan dan pahalanya. Karena pelakunya benar-benar menundukkan dirinya untuk emncari ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dari Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

ليس الواصِلُ بالمُكافِئ، ولكن الواصل الَّذي إذا قُطِعتْ رَحِمُه وصلَها

Orang yang menyambung silaturahim bukan orang yang membalas kebaikan orang. Tetapi penyambung silaturahim adalah orang menyambung hubungan baik kepada kerabatnya apabila hubungan itu diputus dari dirinya." (HR. Al-Bukhari)

Kendati membalas kebaikan kerabat dan saling mengunjungi tetaplah sebuah kebaikan yang besar nilainya. Menjaga silaturahim dan memperkuatnya tetap termasuk amal shalih yang sangat diridhai Allah Ta’ala.

Lalu bagaimana kita mempraktekkan silaturahim?

Imam al-Nawawi rahimahullah berkata: Silaturahim adalah berbuat baik kepada kerabat yang dikerjakan oleh orang yang menyambung dan yang disambung. Terkadang dengan harta, bisa juga dengan bantuan, dan sesekali dengan mengunjungi, mengucapkan salam, dan selainnya. (Syarh Muslim: 2/201)

Menyambung silaturahim bisa dengan saling menyayangi, menasihati, berbuat adil, memberi bantuan materi, menanyakan keadaannya, dan memaafkan kesalahannya.

Penyambung tali kekerabatan (silaturahim) tetap menjalin komunikasi kepada kerabatnya, menanyakan kabar beritanya, mengunjunginya, membantu jika ia susah, menjenguknya jika sakit, memintakan ampunan untuknya, dan mendoakannya dengan kebaikan.

Semoga Allah menjadikan kita di antara hamba-hamba-Nya yang menyambung apa yang Dia perintahkan untuk menyambungnya dari tali ukhuwah dan tali kekerabatan. Dengan ini, Allah ampuni dosa-dosa kita, merahmati kita, melapangkan rizki kita, dan kelak memasukkan kita ke dalam surganya. Amiin!

Sumber: voa-islam.com

Sebelumnya :
Selanjutnya :