UMMATTV JAKARTA--Jurnalis perempuan Palestina Bushra Jamal Al-Thawil berharap ada kerjasama pemberitaan dengan jurnalis-jurnalis Indonesia. Harapan ini disampaikan Bushra pada Press Gathering bertema Israel Membungkam Media yang diselenggarakan Adara Relief International secara virtual, Rabu (4/11/2020).
“Harapannya kepada saudara-saudara wartawan di Indonesia bisa menjadi penyambung lidah wartawan di Palestina. Bisa kerjasama pemberitaan. Dalam rangka misi membela kemanusiaan. Dalam rangka meraih kemerdekaan Palestina,” kata Bushra.
Bushra menilai saat ini pemberitaan media massa dunia terkait isu Palestina tidak objektif. Kerjasama pemberitaan dengan jurnalis di Indonesia diharapkan dapat meluruskan pemberitaan.
“Kita bisa berkomunikasi dengan WA grup,” jelas Bushra.
Disampaikan Bushra, ada beberapa media yang terpercaya dan bisa menjadi rujukan jurnalis Indonesia terkait pemberitaan Palestina.
“Ada situs Al Quds Network, Shehab Agency, juga Al Jazeera. Kita bisa terjemahkan dari media-media tersebut,” ujar dara kelahiran Al Quds, 25 April 1993.
Pada kesempatan ini, Bushra juga menyampaikan tantangan menjadi seorang jurnalis di Palestina. “Di sana sangat sulit mengakses sumber berita. Di Tepi Barat, memberitakan di wilayah tersebut sebanyak empat kali dalam sebulan sudah prestasi luar biasa,” jelas Bushra.
Kemudian, profesi jurnalis di Palestina berisiko dipenjara oleh Israel. Bushra pun sudah mengalami empat kali sebagai tahanan administrasi Israel.
“Saat saya ditawan, tercatat ada 27 wartawan yang ditawan militer Israel. Mereka ditawan karena pemberitaan,” kata dia.
Meski kondisi sulit dan menghadapi tantangan berat namun tak menyurutkan langkah Bushra untuk terus menjadi jurnalis. Menurut Bushra, profesi jurnalis sangat strategis untuk memperjuangkan kemerdekaan negerinya.
Menjadi seorang jurnalis dapat menginformasikan kepada masyarakat dunia peristiwa sesungguhnya yang terjadi di Palestina. “Menjadi jurnalis maka dapat menceritakan kepada dunia atas perilaku penjajah Israel yang merampas tanah, merubuhkan rumah-rumah Palestina,” ungkap Bushra.
Sementara itu, Ketua Adara Relief International Sri Vira Chandra mengatakan selama ini telah terjadi bias informasi terkait isu Palestina. Hal ini tak lain karena pemberitaan yang tak seimbang yang disajikan banyak media massa.
Media massa banyak menganggap jika konflik Israel-Palestina adalah konflik seimbang. Artinya dari sisi militer seimbang. “Padahal militer Israel dan Palestina tidak seimbang,” tegas Sri.
Dengan dalih ini, Israel dengan sewenang-wenang memutus aliran listrik maupun logistik ke wilayah Palestina. Sebagai wartawan, jelas Sri, harusnya memberitakan secara seimbang. Tetapi Israel tak ingin media memberitakan dengan jujur.
“Adara mengundang Bushra, saya kira menjadi pembicara yang relevan membahas soal pemberitaan untuk insan media,” kata Sri.*
Sumber: Voa Islam