UMMATTV, JAKARTA--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengajak anggota Wahdah Islamiyah turut serta membantu dan mensukseskan program pemerintah berkaitan penanganan pandemi. Pernyataan Sandiaga ini disampaikan pada Tablig Akbar "Energi Cinta untuk Indonesia" yang diselenggarakan DPW Wahdah Islamiyah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten secara virtual, Ahad (19/9/2021).
“Energi cinta dapat kita wujudkan dengan membantu kesulitan masyarakat dan memerangi penyebaran covid-19. Kemudian dengan menerapkan protokol kesehatan. Saya berharap Wahdah Islamiyah turut mendukung program vaksinasi,” kata Sandiaga.
Sandiaga tidak bisa memprediksi kapan pandemi berakhir. Untuk itu, masyarakat dituntut untuk beradaptasi dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan baru. Termasuk melakukan upaya membangkitkan ekonomi dengan protokol kesehatan.
Menurut Sandiaga, sektor pariwisata merupakan sektor yang berpeluang bangkit kembali. Pemerintah telah kembali membuka destinasi wisata di Jawa dan Bali dengan tetap displin menerapkan protokol kesehatan.
“Kita berupaya, tetapi ujungnya kita serahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Saya berpesan agar Wahdah Islamiyah turut menjaga pariwisata ini,” tegas Sandiaga.
Selain pariwisata, untuk membangkitka ekonomi Indonesia Kemenparekraf juga memiliki program Santri Digital Preuner. Sandiaga juga meminta agar Wahdah Islamiyah terlibat pada program ini.
“Kita punya program Santri Digital Preneur. Dan mudah-mudahan Wahdah Islamiyah bisa menjadi motor penggerak, lokomotif untuk bermitra dengan kita mendidik para santri menjadi digital preuner,” ujar Sandiaga diujung pembicaraanya.
Ajakan Sandiaga langsung disambut oleh Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah Ustaz Muhammad Zaitun Rasmin yang juga hadir pada tablig akbar. “Insyaallah kami akan berpartisipasi dan mengambil manfaat sebanyak-banyaknya,” kata Ustaz Zaitun.
Pada kesempatan ini, Ustaz Zaitun mengungkapkan peran strategis Wahdah Islamiyah dalam dakwah dan pendidikan di Indonesia. Kepada peserta tablig akbar yang sebagian besar anggota dan simpatisan Wahdah Islamiyah, Ustaz Zaitun mengajak untuk selalu menjaga Indonesia.
“Kita mempunyai kewajiban terhadap lingkungan kita, dari yang terkecil rumah kita, lingkungan kita, daerah kita hingga negeri dan bangsa kita,” ujar Ustaz Zaitun yang juga Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ustaz Zaitun bercerita, pada Muktamar III Wahdah Islamiyah 2016 lalu panitia menetapkan tema “Sejuta Cinta untuk Indonesia”. Tema tersebut menjadi spirit dan tanggung jawab Wahdah Islamiyah untuk menjaga, memelihara, dan memakmurkan Indonesia.
Kemudian, pada Muktamar IV yang digelar Desember 2021 mendatang, panita menetapkan tema “Bakti dan Setia untuk Indonesia Tercinta”. Menurut Ustaz Zaitun, antara Muktamar III dan IV merupakan rangkaian bukti cinta Wahdah Islamiyah kepada NKRI.
Seperti halnya Muktamar III, pada Muktamar IV ini Wahdah Islamiyah tetap fokus pada isu dakwah dan pendidikan. Bidang pendidikan, jelas Ustaz Zaitun, adalah hal penting dalam membangun peradaban bangsa.
“Allah telah mengingatkan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan menyampaikan kepada umatnya agar jangan sampai pendidikan ditinggalkan, meskipun dalam kondisi peperangan,” ujar Ustaz Zaitun.
Kata Ustaz Zaitun, pendidikan Islam berbeda dengan pendidikan Barat. Pendidikan Islam adalah pendidikan integral. “Harus sempurna terpadu atau atau terintegrasi. Tidak terpisah-pisahkan, apalagi saling bertentangan,” kata dia.
Karena begitu pentingnya pendidikan, Muktamar IV Wahdah Islamiyah secara khusus membentuk lima Pokja. Kelima Pokja ini merumuskan konsep pendidikan mutakhir.
“Mudah-mudahan konsep pendidikan yang ditawarkan Wahdah nanti bisa menjadi sumbangsih solusi untuk bangsa. Kita harus terus tampil untuk tetap setia,” jelas Ustaz Zaitun.
Tablig Akbar "Energi Cinta untuk Indonesia" merupakan rangkaian acara untuk menyemarakan Muktamar IV Wahdah Islamiyah. Tablig akbar ini diikuti seribu lebih peserta. Hadir sebagai narasumber Sandiaga Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Ustaz Zaitun Rasmin (Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah) dan Topan Setiadipura (peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional-BRIN).*