Ummattv, Pagi Kota Makassar mulai berdenyut. Rongga dadanya kempas-kempis. Disembur semburat fajar matahari yang mulai menyirami jalan-jalan.
Dendang suara burung, bergantian bernyanyi di atas reranting pohon yang tua. Di pinggir sungai, kanal masyarakat menyebutnya, di sebuah daerah tak jauh dari pinggiran Kota Makassar. Motor itu berhenti tepat di sebuah bangunan dua hingga tiga lantai.
Suara mesinnya berhenti. Menurunkan tiga orang. Sang ayah pamit ke depan. Sang ibu mengamit tangannya, menciumi punggung tangan suaminya dengan penuh takzhim. Anak-anaknya mengikuti. Sang ayah kemudian menciumi kening putri kecilnya itu. Mengucapkan salam lalu berangkat. Sudah ada beberapa kendaraan roda empat yang saling mengantri.
Terbersit dalam hatinya, andai oh andai. Aku memiliki kendaraan serupa. Pastinya aku akan bahagia. Tak perlu merepotkan anak dan istri, berpanas-panasan di setiap pergi ke kajian. Namun ia buang jauh-jauh pikiran tak normal itu. Sebuah kesyukuran, sebab masih ada dua roda yang bisa dimanfaatkan. Masih bisa digunakan. Masih bisa dimaksimalkan. Ia kemudian melajukan motornya dengan pelan.
…
Senyum ramah dari para petugas menyapa beberapa motor yang mulai memasuki pintu gerbang. Banyak motor yang terparkir di depan Masjid. Namun beberapa petugas mencoba mengarahkan agar motor terus dikebut hingga ke belakang lapangan.
Masih sedikit lengang kendaraan-kendaraan itu, namun takjub saat mulai mengedarkan pandangan ke dalam masjid. Semuanya penuh, bingung mau duduk dimana, bahkan terpaksa diarahkan ke lantai dua. Awalnya dirasa sudah terlambat. Karena tiba saat pukul 09.30 WITA. Namun rupanya materi pertama belum dimulai.
Namun hati kembali lega. Masih ada sedikit sambutan. Itu berarti acara inti belum dimulai. Terlihat berdiri di depan. Dari seorang guru penuh wibawa. Songkok hitam berpakaian putih, janggutnya penuh dengan sedikit warna putih menambah kewibawaannya.
Ustaz Rahmat Abdul Rahman salah seorang petinggi Ormas Islam Wahdah Islamiyah masih sibuk bercerita. Memaparkan sejumlah program ormas selama Ramadhan. Ia menghimbau agar jamaah menyambut Ramadhan dengan penuh kegairahan.
“Ramadhan ini terlalu cepat berlalu. Maka maksimalkan, jangan dilalaikan. Kita punya sejumlah program Ramadhan, maka tolong ini disambut dengan penuh gairah. Kita isi Ramadhan, melayani umat dengan kebaikan-kebaikan,” pesannya, dalam kegiatan Tabligh Akbar Menyambut Ramadhan, Ahad 19 Maret 2023.
Ada banyak sajian yang bisa kita dapatkan. Lewat kegiatan tahunan ini, Ormas Islam Wahdah Islamiyah menyuguhkan sejumlah program. Ustaz Rahmat menyampaikan, ada program khusus untuk melayani orang kecil seperti yatim dan dhuafa, spesialnya ada layanan untuk para dai dan guru ngaji, kesempatan beramal jariyah lewat program pembangunan fasilitas dakwah, penyebaran makana buka puasa hingga Al-Qur’an.
Tiga jaman kegiatan ini berlangsung. Lapar dahaga mulai mengintai. Namun tak perlu khawatir. Sebab panitia sudah mempersiakan segalanya. Ada lapak-lapak di depan halaman Masjid Anas bin Malik yang bisa didatangi.
Mau yang segar, langsung berat, semuanya ada. Nuansa Ramadhan kian dekat. Semakin terasa saat lima orang remaja. Menyenandungkan nasyid Maher Zein bertema Ramadhan. Suaranya menggelegar, tegas. Sangat pandai rupanya anak-anak ini mengalunkan nada-nadanya. Membuat jamaah seolah dihanyutkan menuju alam lain.
Siang semakin terik. Panas mulai menyelisik ke dalam ruang tengah masjid. Namun jamaah masih tetap tenang di di tempatnya. Menyimak materi demi materi yang disuguhkan. Ramadhan bertambah nuansanya, meski masih ada waktu tiga hingga empat hari ke depan.
Penulis: Zulkifli Tri Darmawan