UMMATTV, BANDUNG--Meski bermaterial sederhana, masjid pada zaman Rasulullah SAW mempunyai fungsi yang istimewa. Pada masa kenabian, setidaknya masjid memiliki lima fungsi: tempat peribadatan, tempat pembelajaran, musyawarah, merawat orang sakit, hingga asrama. Karena fungsinya yang strategis inilah, sesiapa saja yang memakmurkan masjid akan menjadi bagian dari orang-orang beriman (QS. at-Taubah: 18).
Wakil Bendahara Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah Triyono menerangkan tafsir QS. at-Taubah ayat 18 melalui kitab Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan karya Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Dalam kitab yang lebih dikenal sebagai Tafsir As-Sa’di ini menerangkan bahwa memakmurkan masjid harus secara lahir dan batin: lahir dimaknai secara fisik seperti bersih dan nyaman, dan batin artinya dihunakan untuk zikrullah dan syiar-syiar Islam (dakwah dan ibadah).
Keberadaan masjid bukan hanya sebagai wadah ibadah namun juga harus berperan dalam meningkatkan kesadaran akan pelestarian lingkungan hidup. Pasalnya, tidak sedikit dalam acara tabligh akbar dan aktivitas penunjang lainnya pasti menghasilkan sampah. Atas dasar pelestarian lingkungan hidup, lahirlah inisiatif untuk membangun konsep EcoMasjid.
“Permasalahannya itu pada terbatasnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat atau jamaah terhadap pengelolaan lingkungan masjid yang sehat dan produktif sebagai bagian dari tuntunan agama Islam,” terang dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini dalam Gerakan Subuh Mengaji yang diselenggarakan PWA Jawa Barat pada Jumat (21/01).
Triyono kemudian memaparkan pemberdaan jamaah berbasis EcoMasjid. Menurutnya, jika sampah selama ini menjadi biang kotornya lingkungan masjid, maka diatasi dengan program sedekah sampah. Program ini memiliki makna lebih karena memposisikan sampah tidak sekadar bernilai uang bila didaur ulang, tetapi juga mengandung nilai pendidikan dan penyelamatan lingkungan.
“Sedekah sampah ini perlu niat yang super, karena terkait dengan perubahan perilaku. InsyaAllah ini amal perbuatan yang lebih super. Sampahnya terkumpul, bisa kita manfaatkan untuk daur ulang. Program ini bisa dilakukan siapa saja dan jamaah mana pun,” ujar Triyono.
Triyono menyebut bahwa tujuan dari sedekah sampah ini merupakan bentuk amalan yang paling nyata. Secara spiritual, sebagai bukti umat yang beriman dan tanggungjawab sebagai khalifah di muka bumi. Secara sosial budaya, membangun rasa solidaritas terhadap sesama. Secara ekologi, mengurangi pencemaran lingkungan yang bersumber dari sampah non-organik.
“Bila sedekah sampah ini sukses dilakukan di lingkungan masjid, maka akan meningkatkan citra sampah sebagai sumberdaya berharga yang tidak pantas untuk disia-siakan,” tegas Triyono.*
Sumber: Muhammdiyah.or.id