Niat menduniakan budayanya, Sekelompok Pemuda Minangkabau Bentuk Media Literasi.

Niat menduniakan budayanya, Sekelompok Pemuda Minangkabau Bentuk Media Literasi.

(PADANG) ummattv.com - 7 Orang pemuda asal Sumatera Barat membentuk sebuah media literasi bernama Minang Generation. Media ini bertujuan untuk melebarkan syiar budaya adat Minang kepada generasi millenial baik di provinsi Sumatera Barat sendiri, hingga ke penjuru nasional maupun internasional.

Founder Minang Generation, Asbi Assidiqie mengutarakan asal muasal tercetusnya ide untuk mendirikan Media Start Up ini bermula dari berbagai diskusinya terkait fenomena kepemudaan khususnya di kalangan generasi milenial minangkabau yang kemudian ide tersebut ingin direalisasikannya dengan mengajak 6 orang sahabatnya yang lain yakni Fadhlur Rahman Yusra (Mahasiswa Universitas Imam Muhammad bin Saud (LIPIA) Jakarta, Asal Pariaman) ; Muhammad Iqbal (Mahasiswa Universitas Andalas (UNAND) Padang, Asal Pariaman) ; Elmonika Anas (Mahasiswa UNAND, Asal Padang Pariaman ; Kisva Meirinda (Mahasiswa UNAND, Asal Dharmasraya ; Dzurrachman Gustian (Asal Padang Pariaman) ; dan Fadhila Rahma Mulya (Mahasiswa UNAND asal Solok).

Start Up Management Minang Generation

Ia mengungkapkan, banyak pemuda minang yang tidak mengenal budayanya sendiri baik dari sejarah, suku, falsafah, nilai serta norma yang tertanam dalam diri masyarakat minang.

"Contoh sederhana saja, tidak banyak mereka tau sukunya sendiri atau dasar kelarasan yang dianut apakah koto piliang atau bodi Chaniago. Dari segi interaksi ada kato nan ampek serta sumbang duo baleh. Apalagi dalam menjalankannya hanya di lakukan oleh mereka yang di daerah, di perkotaan sudah berangsur menghilang  seperti budaya basilek, randai, kesenian dan sebagainya." ujar pemuda 22 tahun asal Padang Pariaman tersebut. 

Asbi mengatakan, antara masyarakat yang masih tradisional menjalankan adat itu terkadang seolah berseberangan dengan pemikiran baru yang berkembang di wilayah perkotaan yang menginginkan kemajuan, meskipun pada dasarnya masyarakat minang open minded. Apalagi dalam pelajaran di sekolah, Budaya Alam Minangkabau (BAM) tidak di wajibkan lagi di sekolah-sekolah sehingga tidak ada upaya transfer pengetahuan pada generasi muda.

"Keresahan akan kondisi inilah membuat kami tergerak untuk melakukan upaya literasi dan edukasi seputar sejarah dan budaya minang." tuturnya. 

Selanjutnya, Asbi menyampaikan harapannya dalam mengembangkan media literasi yang diresmikan pada tanggal 10 November lalu di akun instagram @minang_generation.id tersebut. Ia bersama 6 orang timnya yang lain bertekad ingin memberikan pengetahuan pula kepada masyarakat diluar suku minangkabau.

"Apa yang kami lakukan tidak hanya sampai disitu, namun tentu juga berupaya memberikan pengetahuan kepada yang bukan orang minang. Pasti banyak hal yang belum di ketahui atau salah kaprah terhadap orang minang. Untuk itu kami juga meluruskan persepsi tidak tepat yang berkembang selama ini. Kalau bisa sampai menjadi sumber pengetahuan bagi orang-orang di luar negeri. Tentu menunjukkan minang pada dunia adalah cita-cita kami." jelasnya

"Apalagi saat ini sedang gencar-gencarnya upaya wisata halal dan semangat membumikan ekonomi syariah di ranah minang. Kami mendukung upaya-upaya demi kemajuan ranah minang, Sumatera Barat." tambah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Andalas tersebut.

Sebelumnya :
Selanjutnya :