Kami bekerja bersama, mengemban amanah Dakwah Qur’an ini bersama-sama. Di beberapa hal, kami sering berdiskusi, bahkan kami pernah membuat event bersama dengan tiga lembaga yaitu : Daarul Qur’an (Daqu) , Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) dan Daarul Rizky Pratama (DRP)
Ustadz Hendy Irawan ( PPPA Darul Qur'an )
UMMATTV.ID JAKARTA-Sejak tahun 2007 saya sudah mengenal almarhum. Dari saya pertama kali kenal dengan yang namanya Daarul Qur’an, maka sejak saat itu pula saya mengenal Mas Nurbowo, begitu kami memanggilnya. Sosoknya yang lugas, sederhana, bijaksana dan apa adanya serta tidak suka bergaya berlebihan. Beliau pula lah, yang banyak mengajarkan dan mengarahkan saya untuk belajar menulis dari artikel-artikel kecil dan sering latihan menulis.
Beliau pula yang menyarankan saya untuk konsentrasi menulis tentang dakwah, bukan topik atau tema yang lain. Beliau juga orang yang sangat senang dengan mengajar, dari sejak kami diamanahkan menjadi biro media dan dakwah di Daarul Qur’an (Daqu)
Almarhum termasuk seseorang yang paling sering saya ajak berdiskusi untuk pengembangan ini, padahal saat itu kami hanya beberapa orang saja. Semakin senang lagi, bahagia kami ketika, kami mendapatkan teman teman lain di Kominfo, hadirnya mas Gumanti dan teman teman lain nya, bahkan yang terbaru hadirnya anak beliau mas Fahri Azhar, yang sudah di kader, untuk bukan hanya menjadi jurnalis, tapi menjadi da’i. Putra mas Nurbowo ini kini menjadi bagian dari divisi Kominfo Darul Qur’an.
Kemudian kita bekerja bersama, mengemban amanah Dakwah Qur’an ini bersama-sama. Di beberapa hal, kami sering berdiskusi, bahkan kami pernah membuat event bersama dengan tiga lembaga yaitu : Daarul Qur’an (Daqu) , Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII) dan Daarul Rizky Pratama (DRP). Saat itu kita harus ke Pulau Mentawai (Sumatera) sebuah pulau terluar di Sumatera Barat.
Dalam kegiatan itu kita melakukan kegiatan sunatan masal kepada para mualaf yang sudah tua. Kita juga memberikan santunan kepada masyarakat di sana.
Seluruh kegiatan itu kami jalani dengan happy dan hati yang riang. Saya merasakan sekali sepertinya Allah Swt mempermudah begitu saja rangkaian perjalanan dan kegiatan kami disana. Begitu juga di beberapa kesempatan lain demikian mudah dan menyenangkan bekerjasama dengan beliau. Belum lama ini kami juga pernah berjalan dakwah bersama beliau ke Bromo, waktu itu adalah anak-anak Daqu Pos, jurnalis muda daqu yang telah melakukan banyak inovasi dibidang media untuk kalangan santri diberikan apresiasi oleh para pimpinan.
KH Yusuf Mansur, KH Anwar Sani, KH Ahmad Jamil, KH Tarmizi Ashidiq turut memberikan apresiasi dan dukungan tentang acara itu dan beliau (Mas Bowo) menyempatkan untuk mengajar kepada santri-santri bagaimana caranya menulis, reportase dan sebagainya. Dari kegiatan Bromo itulah lahirlah sekarang anak-anak DaQu Post yang memiliki kualitas editing, kualitas menulis reportase nya yang sudah layak untuk menjadikan mereka sebagai selevel Jurnalis Sekolah dan karya-karyanya banyak yang bagus-bagus.
Bahkan seminggu yang lalu, tepatnya pada Rabu, 25 November 2020 beliau masih menyempatkan untuk mengajar para mahasiswa di Institut Daarul Qur’an untuk menulis dan menjadi transkriptor dari program-program Daarul Qur’an dan Kuliah Wisata Hati.
Saat mendengar kabar kepergian beliau untuk selamanya, saya seperti tidak percaya kalau beliau wafat dan meninggalkan kita semua untuk selamanya. Tapi begitulah cara Allah Swt memanggil orang-orang terbaik. Sama halnya dengan cara Allah Swt mengingatkan kita semua bahwa betapa dekatnya kematian dengan kehidupan kita. Salah satu di antara kebiasaan almarhum adalah berpergian dan berdakwah ke banyak tempat di seluruh Indonesia dan di beberapa negara tempat safari dakwah dan tugas kemanusiaan beliau. Kegiatan dakwahnya banyak dilakukan dalam rangka memberikan bantuan dan santunan
Banyak hal baik yang telah beliau tebar dan sampaikan. Banyak ilmu yang telah beliau ajarkan, salah satu ilmu yang beliau sampaikan adalah tentang mengajarkan berkoordinasi dan menjaga Ukhuwwah. Maka ketika Allah Swt mewafatkan beliau pun dalam kegiatan dan kerja dakwah. Beliau wafat dtengah-tengah perjalanan Safari Dakwah antara kota Bengkulu dan menuju ke Kota Padang (Sumatra Barat) Qodarullah, takdir Allah Swt berkehendak lain.
Dalam perjalanan itu beliau meninggal setelah sebelumnya mengalami pingsan. Allah Swt, pemilik Alam Semesta dan seluruh isinya ini memanggil beliau untuk kemudian kita semua harus mengikhlaskannya.
Mari sama sama kita berdoa kepada Allah Swt untuk almarhum Mas Nurbowo, guru kita, ayah kita, saudara kita bersama, mudah mudahan Allah SWT wafatkan dalam keadaan Khusnul Khotimah dengan segala kebaikan, dengan segala kerendahan hati beliau, dengan segala ilmu-ilmunya yang bermanfaat yang telah beliau ajarkan kepada kita, sehingga bisa Allah Swt tempatkan beliau disisi-Nya yang terbaik.
Allahummagfirlahu Warhamhu Wa’aafihi Wa’fu ‘Anhu.