Dari pengalaman ini saya belajar, bahwa menyimpan emas, sekecil apapun, adalah bentuk ikhtiar yang bijak. Ia bukan hanya simbol investasi, tapi juga “penolong diam-diam
Ada satu pengalaman yang sampai sekarang masih terpatri dalam ingatan saya. Pengalaman yang sederhana, tapi penuh makna, tentang bagaimana Allah selalu menyediakan jalan keluar di saat kita benar-benar terhimpit.
Beberapa waktu lalu, saya pernah berada dalam kondisi yang serba mendesak. Ada kebutuhan penting yang harus segera dipenuhi, sementara tabungan di rekening nyaris tak bersisa. Saya ingat betul malam itu, rasa cemas campur aduk dengan doa yang terus terucap. Pikiran berkecamuk: dari mana saya bisa mendapatkan dana cepat tanpa harus berhutang dengan bunga mencekik?
Lalu saya teringat satu hal: emas kecil yang saya simpan sejak lama. Bukan dalam jumlah besar, hanya sedikit, hasil menabung bertahun-tahun dengan cara sederhana. Saya pun memberanikan diri pergi ke pegadaian syariah. kebetulan lokasi tidak jauh dari tempat tinggal saat ini.
Jujur, ada rasa malu dan berat di hati. Tapi di sisi lain, ada keyakinan bahwa emas itu memang dipersiapkan untuk masa-masa sulit seperti ini. Prosesnya ternyata tidak serumit yang saya bayangkan. Dengan jaminan emas itu, saya mendapatkan dana tunai untuk kebutuhan mendesak esok harinya. Rasanya lega bukan main, seolah beban berat yang menekan dada tiba-tiba sedikit terangkat.
Yang paling membuat saya terharu, emas itu bukan hilang. Ia hanya “beristirahat sebentar” di tempat gadai, menunggu saat saya bisa menebusnya kembali. Itu membuat saya tenang, karena harta simpanan tetap ada, tidak benar-benar lenyap.
Dari pengalaman ini saya belajar, bahwa menyimpan emas, sekecil apapun, adalah bentuk ikhtiar yang bijak. Ia bukan hanya simbol investasi, tapi juga “penolong diam-diam” di kala genting. Dan yang lebih penting lagi, saya belajar tentang tawakal: berusaha sekuat tenaga, lalu menyerahkan hasilnya kepada Allah.
Kini, setiap kali melihat emas itu kembali di genggaman setelah ditebus, saya teringat momen penuh haru itu. Bahwa di balik logam kuning yang sederhana, tersimpan cerita tentang kesabaran, ikhtiar, dan pertolongan yang datang tepat waktu.
Sebagai pesan moral yang saya bisa sampaikan dari pengalaman ini mengajarkan saya bahwa::
Ikhtiar harus disiapkan sejak dini : menabung atau menyimpan emas walau sedikit, bisa jadi penyelamat di masa sulit.
Harta hanyalah titipan : bukan untuk dibanggakan, tapi untuk dimanfaatkan dengan cara yang halal dan bijak.
Tawakal adalah kunci : setelah berusaha, serahkan hasil sepenuhnya kepada Allah, karena Dialah sebaik-baik Penolong.
Kesulitan bukan akhir : sering kali, justru di saat genting, kita merasakan betapa dekatnya pertolongan Allah.
Bahwa di balik logam kuning yang sederhana, tersimpan cerita tentang kesabaran, ikhtiar, dan pertolongan Allah yang selalu datang tepat waktu.
Penulis : Anwar Aras