Prof Euis : Pencegahan Penyimpangan Seksual Sangat Penting Dibandingkan Tindakan Kuratif

Prof Euis : Pencegahan Penyimpangan Seksual Sangat Penting Dibandingkan Tindakan Kuratif

Prof. Euis menekankan bahwa keberhasilan ketahanan keluarga sangat ditentukan oleh kesadaran kolektif masyarakat

BOGOR UMMATTV.COM  Program Studi Hukum Keluarga Islam ( Prodi HKI) Fakultas Agama Islam Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor menggelar Seminar Ketahanan Keluarga yang menghadirkan dua pakar nasional: Prof. Euis Sunarti, Pemerhati Keluarga dan Guru Besar IPB University, serta Prof Dr. Imas Kania Rahman, M.Pd.I Guru Besar Bimbingan dan Konseling UIKA Bogor, Sabtu (6/12/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Abdullah Shiddiq UIKA Bogor ini menjadi ruang penting bagi akademisi, mahasiswa, dan praktisi untuk memperkuat pemahaman mengenai ketahanan keluarga dalam konteks tantangan sosial modern.

Dalam penjelasannya pada sesi tanya jawab  Prof. Euis menegaskan bahwa ketahanan keluarga bukan sekadar konsep akademik, tetapi harus menjadi keterampilan hidup yang dimiliki setiap orang tua.

 Ia menyoroti pentingnya kemampuan keluarga untuk mendeteksi kerentanan sejak dini, baik yang mengancam anak, suami, maupun istri. “Kemampuan mendeteksi kerentanan keluarga harus menjadi keterampilan hidup. Ancaman bukan hanya kepada anak, tetapi juga kepada suami dan istri. Ada alat ukurnya, namanya SIREN-GA, yang bisa membantu kita mengenali titik rawan dalam keluarga,” Jelasnya. (https://play.google.com/store/apps/details?id=id.famlink)

Pelatihan Relawan dan Manajemen Risiko Sosial

Prof. Euis juga memaparkan berbagai program pelatihan yang telah dikembangkan bersama timnya, mulai dari pelatihan relawan PSM, pelatihan “Menuju Keluarga Fitrah”, hingga program pencegahan risiko sosial di sekolah-sekolah. 

Hingga kini, pelatihan tersebut telah melatih sekitar 450–500 relawan keluarga di seluruh Indonesia. Ia menambahkan bahwa sekolah memiliki peran strategis dalam perlindungan anak karena waktu anak banyak dihabiskan di lingkungan tersebut.

Melalui kerja sama dengan sejumlah sekolah dan yayasan pesantren, timnya mengembangkan konsep Manajemen Risiko Bencana Sosial dan pembentukan satgas sekolah. “Tujuan pendidikan adalah membetulkan, bukan mengeluarkan. Banyak guru belum memahami hal ini karena kurang pelatihan. Maka sinergi keluarga, sekolah, dan masyarakat menjadi sangat penting,” tegas Prof. Euis.

Pentingnya Pencegahan Dibandingkan Kuratif 

Lebih lanjut Prof. Euis mengingatkan bahwa penanganan kasus kerentanan keluarga, termasuk penyimpangan perilaku seksual, membutuhkan energi besar bila sudah memasuki tahap kuratif. Karena itu, ia menekankan bahwa pencegahan adalah langkah paling efektif. “Kasus SSA saja, baru sekadar kecenderungan, bisa memerlukan waktu lebih dari setahun untuk dinormalkan kembali. Energinya luar biasa. Karena itu, mari kita cegah sejak awal dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai,” ujarnya.

Ia juga memberikan prinsip dasar dalam menangani kasus sensitif pada remaja dan mahasiswa. “Kalau seseorang tidak mampu menutup aibnya sendiri, ia akan mudah membuka ke mana-mana. Maka pendampingan harus hati-hati. Saya bukan konselor, tetapi memberikan arahan. Kuratif itu menguras tenaga. Karena itu saya selalu dorong pencegahan,” tambahnya.

Bangun Kesadaran Kolektif dan Gotong Royong

Prof. Euis menekankan bahwa keberhasilan ketahanan keluarga sangat ditentukan oleh kesadaran kolektif masyarakat. Banyak orang tua ingin anaknya selamat dunia-akhirat, tetapi enggan berkontribusi dalam upaya sosial yang lebih luas. “Jangan egois. Kalau ingin keluarga kuat, kita harus mau keluar, berkontribusi, berbagi waktu. Ketika masyarakat diberi pemahaman, dampaknya sangat signifikan,” ujarnya menutup sesi.

Seminar ini diharapkan menjadi momentum bagi UIKA Bogor dan berbagai pemangku kepentingan untuk memperkuat gerakan pendidikan keluarga, advokasi sosial, serta kebijakan yang berpihak pada penguatan ketahanan keluarga Indonesia.

Sebelumnya :