Padang, Sumatera Barat – Menjelang pelaksanaan Tasyakuran DIROSA 2025 Sumatera Barat di Padang, Ahad (28/12/2025), Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Wahdah Islamiyah Sumatera Barat, Ustadz Fikrul Hidayat, S.H, kembali mengingatkan para kader tentang pentingnya penguatan Gerakan Sejuta Da’i. Arahan ini disampaikan sebagai bagian dari persiapan menyambut Mukerwil (Musyawarah Kerja Wilayah) VIII DPW Wahdah Islamiyah Sumatera Barat, yang akan diselenggarakan pada Januari mendatang.
Tasyakuran DIROSA sendiri menjadi salah satu agenda pembuka rangkaian Mukerwil tahun ini. Kegiatan tersebut tidak hanya ditujukan untuk mensyukuri capaian pembinaan Al-Qur’an di Sumatera Barat, tetapi juga sebagai momentum memperkokoh visi dakwah wilayah sejalan dengan arahan pusat.
“Mukerwil adalah saatnya kita menata langkah dakwah satu tahun ke depan. Dan Tasyakuran DIROSA tahun ini menjadi pintu pembukanya, sebuah pengingat bahwa kekuatan dakwah kita ada pada pembinaan, pada halaqah, pada para guru yang setiap hari menghidupkan Al-Qur’an,” ujar Ustadz Fikrul.
Ustadz Fikrul kembali menegaskan pesan DPP Wahdah Islamiyah yang selalu disampaikan oleh Pemimpin Umum Wahdah Islamiyah, Dr. KH. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., M.A, bahwa pembangunan umat membutuhkan sejuta da’i, sejuta penggerak, sejuta murabbi, yang bergerak serentak di seluruh penjuru negeri.
“Gerakan Sejuta Da’i bukan slogan. Ia adalah kerangka besar peradaban Islam masa depan. Setiap halaqah DIROSA, setiap pembina ummahat, adalah potongan puzzle dari bangunan besar dakwah itu. Dan Mukerwil VIII akan mengarahkan kita agar potongan-potongan itu tersusun rapi menjadi kekuatan yang solid,” jelas alumni IAI STIBA Makassar tersebut.
Dalam arahannya, Ustadz Fikrul turut mengingatkan pentingnya kontribusi para muslimah dalam dakwah pembinaan. Ia menyinggung kisah Ummu Hisyam binti Haritsah, sahabiyah penghafal surat Qaf karena ketekunannya duduk di majelis Nabi ﷺ.
“Kisah Ummu Hisyam menunjukkan bahwa para wanita selalu menjadi penjaga ilmu. Mereka hadir, menyerap, dan menyampaikan nilai-nilai Islam. Itulah semangat yang kita lihat hari ini pada para pembina DIROSA dan halaqah ummahat di Sumbar,” ujarnya.
Da’i asal Sinjai, Sulawesi Selatan ini juga menyampaikan kisah inspiratif dari masa Tabi’in, ketika seorang wanita salehah memberikan kepangan rambutnya kepada Abu Qudamah sebagai simbol dukungan terhadap perjuangan agama.
“Peran wanita dalam dakwah bukan kecil, bukan sekadar di balik layar. Mereka adalah sumber kekuatan, sumber dorongan, dan dalam banyak kasus, mereka adalah tiang yang menegakkan rumah dakwah itu sendiri,” tegasnya.
Menghadapi Mukerwil VIII, Ustadz Fikrul menekankan agar seluruh elemen dakwah mempersiapkan diri, bukan hanya secara teknis, tetapi juga secara ruhiyah.
“Mukerwil bukan acara administratif semata. Ini adalah majelis besar muhasabah dan perencanaan. Dan DIROSA menjadi wajah nyata hasil dakwah kita. Karena itu, sambutlah Tasyakuran DIROSA dengan hati yang bersih, tekad yang kuat, dan visi bahwa kita sedang membangun generasi Qur’ani Sumatera Barat,” tutupnya.
Ia berharap rangkaian Tasyakuran DIROSA dan Mukerwil VIII mampu mengokohkan kembali semangat para kader, baik ikhwan maupun akhwat, agar Sumatera Barat dapat menjadi salah satu wilayah yang menopang keberhasilan Gerakan Sejuta Da’i di tingkat nasional.
Tags: Tasyakuran DIROSA 2025, Mukerwil VIII WI Sumbar, Wahdah Sumbar, Sumatera Barat, Padang