Ummattv, Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah Dr. K.H. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., M.A. memberikan sambutan sekaligus membawakan orasi ilmiah pada Wisuda Sarjana VI STIBA Makassar, Ahad (20/08/2023). Ustaz Zaitun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pengembangan STIBA Makassar.
Dalam orasi ilmiahnya, Ustaz Zaitun Rasmin berbicara tentang Risalatul Mu’min al-Mushlih (Risalah Seorang Mukmin Pejuang). Ia berbicara tentang pentingnya iman dalam kehidupan seorang muslim dan menjelaskan ayat-ayat Al-Quran yang menekankan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Ketua Ikatan Ulama dan Duat Asia Tenggara ini juga menjelaskan pentingnya berjuang dalam Islam untuk menegakkan kebenaran dan ajaran Islam. Menurutnya, tujuan dari berjuang tersebut adalah untuk mengagungkan syiar Allah dan menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
“Berjuang untuk mewujudkan kebenaran merupakan perjuangan kemanusiaan yang bertujuan agar kehidupan manusia menjadi penuh berkah dan bahagia. Keamanan dan pemenuhan kebutuhan pokok juga menjadi hasil dari berjuang ini seperti disebutkan oleh Allah dalam akhir Surah Quraisy,” tuturnya.
Rasulullah dan para sahabatnya menjadi contoh yang jelas dalam memperjuangkan kebenaran. Berjuang ini akan menghasilkan keamanan dan kesejahteraan bagi masyarakat.
“Kalau kebenaran ditegakkan maka akan terwujud keamanan. Dan ini sudah diisyaratkan Allah dalam Surah Quraisy, alladzi ath’amahum minju’ wa amanahum minkhauf (Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan),” ujar Ustaz Zaitun.
Ustaz Zaitun menambahkan penjelasannya bahwa risalah ini membahas pentingnya perjuangan dalam agama dengan menggunakan harta dan diri. Dalam Islam, perjuangan untuk kebenaran membutuhkan pengorbanan harta. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya telah mengajarkan pentingnya berjuang dengan harta untuk pendidikan dan dakwah.
“Contoh-contoh sejarah menunjukkan bahwa mereka yang berinfak dengan harta mereka diberikan gantinya oleh Allah. Meskipun ada kemungkinan kekurangan harta, namun tetap berinfak dengan keyakinan kepada Allah. Ada contoh konkret dari sejarah orang-orang yang meninggalkan segalanya dan diberi lebih banyak lagi. Penting untuk memahami bahwa kebahagiaan bukanlah karena kekayaan, tetapi karena berinfak,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ustaz Zaitun juga menjabarkan tentang pentingnya berjuang untuk kebaikan dan menegakkan kebenaran. Dalam berjuang, seseorang perlu memberi contoh yang baik dan mengajak orang lain kepada kebaikan. Da’wah bil hal, yang berarti memberi contoh dengan tindakan, juga dianggap sebagai bentuk perjuangan yang efektif. Pentingnya peran ulama dalam menegakkan kebenaran juga ditekankan, dan perjuangan ini harus dimulai dengan pengetahuan dan ajakan kepada ilmu dan kebenaran.
Di akhir orasinya, Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI ini menyampaikan pesan bahwa hidup ini bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk memberi manfaat kepada orang lain. Ia mengutip pernyataan dari Ketua MUI pertama, Buya HAMKA rahimahullah,
“Kalau hidup sekadar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau hidup sekadar bekerja, kera di hutan juga bekerja.”
“Pasang tekad dalam diri kita. Kita tidak mau hidup sekadar hidup, bekerja sekadar bekerja untuk mendapatkan sedikit dari dunia ini, rumah dan kendaraan, kemudian beristri dan punya anak. Bukan sekadar itu, tapi bagaimana hidup yang memberi manfaat kepada selain kita, kepada umat kita, kepada bangsa dan negara kita,” pungkasnya.
Terakhir, Ustaz Zaitun mengutip pernyataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah,
من عاش لنفسه عاش صغيراً
ومن عاش لغيره عاش كبيراً
ومن عاش لأمته عاش عظيماً
Barang siapa yang hidup sekadar untuk dirinya, maka ia hidup sebagai orang yang kecil.
Barang siapa yang hidup untuk orang lain, maka ia hidup sebagai orang yang besar.
Dan barang siapa yang hidup untuk umat, maka ia hidup sebagai orang yang mulia.
“Inilah yang harus dilakukan untuk memperjuangkan kebenaran dan berinfak kepada umat dan bangsa. Jika dilakukan dengan jumlah yang banyak, negara akan maju. Ustaz Zaitun mengamanatkan kepada para alumni dan mahasiswa STIBA Makassar untuk menjadikan ini sebagai cita-cita mereka. Tujuan akhirnya adalah mewujudkan Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur,” tungkasnya.
Rep: Humas STIBA
Editor: Muh Akbar