Oleh Aswar Hasan
Ada tiga hal yang bisa menghancurkan hidup anda, yaitu: Kemarahan, Keangkuhan, dan Dendam.
Dalam Perspektif Islam manusia diajarkan untuk mengendalikan emosinya agar tidak terjerumus dalam keburukan yang dapat merusak kehidupannya baik di dunia maupun di akhirat.
Adapun tiga sifat yang sangat berbahaya itu, jika tidak dikendalikan dengan baik adalah kemarahan, keangkuhan, dan dendam. Islam mengajarkan umatnya untuk menjauhi sifat-sifat tersebut agar dapat hidup dengan penuh ketenangan, kedamaian, dan keberkahan. Adapun penjelasan dari ketiga sifat itu, adalah;
1. Kemarahan adalah laksana api yang menghanguskan.
Kemarahan adalah emosi alami, tetapi jika dibiarkan tanpa kendali, ia bisa membawa seseorang kepada kehancuran. Banyak orang kehilangan akal sehat disaat sedang marah, mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, atau bahkan melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Allah SWT berfirman dalam Surah Ali ‘Imran ayat 134:
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
"Yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS. Ali ‘Imran: 134). Rasulullah ﷺ bersabda:
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
"Bukanlah orang kuat itu yang menang dalam bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah." (HR. Bukhari dan Muslim.
Kisah kemarahan Namrut kepada Nabi Ibrahim menjadi contoh. Kemarahan yang tidak terkendali bisa membawa kehancuran – Namrud dihancurkan bukan oleh pasukan besar, tetapi oleh nyamuk kecil sebagai bukti kekuasaan Allah. kemarahan membuat seseorang buta terhadap kebenaran – Namrud marah karena tidak bisa menerima bahwa ada kekuatan lebih besar darinya. Orang yang sombong dan pemarah akan jatuh dengan cara yang hina – Kemarahan yang tidak terkendali bisa menyebabkan seseorang kehilangan akal sehat dan merusak dirinya sendiri.
Dalam kemarahannya, ia terus menentang Allah, hingga akhirnya Allah menghancurkannya dengan cara yang hina. Allah mengirim seekor nyamuk kecil yang masuk ke hidung Namrud dan terus mengganggu otaknya. Ia menjadi sangat tersiksa dan kehilangan kewarasannya. Akhirnya, ia mati dalam keadaan terhina oleh makhluk kecil yang diciptakan Allah.
Kisah Namrud ini menjadi pelajaran bahwa kemarahan dan kesombongan tidak pernah membawa kebaikan, tetapi justru membawa kehancuran bagi diri sendiri.
2. Keangkuhan dan kesombongan yang membutakan.
Keangkuhan adalah sikap merasa lebih baik dari orang lain, tidak mau menerima nasihat, dan menolak kebenaran. Sifat ini sangat berbahaya karena dapat menjauhkan seseorang dari kebaikan dan membuatnya jatuh dalam kesesatan. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Isra ayat 37:
وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ ٱلْأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ ٱلْجِبَالَ طُولًۭا nj
"Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan dapat menjulang setinggi gunung." (QS. Al-Isra: 37) Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walau sebesar biji sawi." (HR. Muslim.
Contoh kisah kesombogan adalah Qarun seorang dari kaum Bani Israil yang hidup pada zaman Nabi Musa. Awalnya, ia adalah orang yang berilmu dan saleh, tetapi setelah mendapatkan harta kekayaan yang melimpah, ia menjadi sombong dan angkuh.
Al-Qur’an menggambarkan bahwa kekayaan Qarun begitu besar hingga kunci-kunci gudangnya saja berat untuk dibawa oleh beberapa orang kuat (QS. Al-Qasas: 76).
Orang-orang saleh mengingatkannya agar:
1. Tidak sombong dengan hartanya.
2. Menggunakan hartanya untuk beribadah kepada Allah dan membantu orang miskin.
3. Tidak merasa bahwa kekayaannya semata-mata karena usahanya sendiri.
Namun, Qarun malah mengejek dan meremehkan nasihat itu. Ia berkata;
قَالَ اِنَّمَآ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِيْۗ اَوَلَمْ يَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهٖ مِنَ الْقُرُوْنِ مَن هُوَ اَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَّاَكْثَرُ جَمْعًا ۗوَلَا يُسْـَٔلُ عَنْ ذُنُوْبِهِمُ الْمُجْرِمُوْنَ
Dia (Karun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka.
Karena kesombongannya, Allah akhirnya menghukumnya dengan menenggelamkan dia dan seluruh hartanya ke dalam bumi (QS. Al-Qasas: 81). Tidak ada satu pun yang bisa menyelamatkannya.
3. Dendam itu adalah racun yang mematikan.
Dendam adalah perasaan ingin membalas perlakuan buruk yang pernah diterima. Islam mengajarkan bahwa balas dendam bukanlah solusi, tetapi memaafkan adalah jalan yang lebih mulia dan membawa ketenangan hati. Allah SWT berfirman dalam Surah Asy-Syura ayat 40:
وَجَزَٰٓؤُا۟ سَيِّئَةٍۢ سَيِّئَةٌۭ مِّثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ
"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya ada di sisi Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim." (QS. Asy-Syura: 40). Rasulullah ﷺ bersabda:
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ، وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكْشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا، أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا
"Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dan amal yang paling dicintai Allah adalah membuat seorang Muslim bahagia, menghilangkan kesulitannya, membayar hutangnya, atau menghilangkan kelaparannya." (HR. Thabrani).
Kisah terkenal tentang kehancuran seseorang karena dendam adalah kisah Habil dan Qabil, anak-anak Nabi Adam. Dendam Qabil kepada saudaranya, Habil, akhirnya membawanya pada kehancuran.
Qabil membunuh saudaranya hanya karena iri dan dendam yang membutakan hatinya ia tidak menerima ketetapan Allah. Orang yang menyimpan dendam akan hidup dalam penyesalan – Setelah membunuh Habil, Qabil justru kehilangan kebahagiaan. Keikhlasan akan menyelamatkan, tetapi kedengkian dan dendam akan menghancurkan – Habil adalah orang yang ikhlas dan sabar, sedangkan Qabil dihancurkan oleh dendam dan iri hati.
Kisah ini mengajarkan bahwa dendam hanya akan membawa kehancuran, dan kita harus belajar mengendalikan emosi serta menerima ketetapan Allah dengan lapang dada.
Kesimpulannya, Islam mengajarkan umatnya untuk menjauhi kemarahan, keangkuhan, dan dendam karena ketiganya dapat menghancurkan kehidupan seseorang baik di dunia maupun di akhirat.
Kemarahan bisa merusak hubungan dan membawa kepada tindakan yang disesali. Sementara itu, keangkuhan seseorang menjauhkan dari kebaikan yang menyebabkan kehancuran. Dendam hanya membawa kesengsaraan dan menghalangi ketenangan hati.
Sebagai seorang muslim, kita diajarkan untuk menahan amarah, bersikap rendah hati, dan memaafkan kesalahan orang lain agar hidup lebih damai dan mendapat ridha Allah SWT.
Wallahu a’lam bisawwabe.