Ia menegaskan pentingnya integritas ulama dalam menjaga kemurnian ajaran agama. “Ulama wajib beriman dan bertakwa. Jangan menjadi ulama yang mengkhianati atau menjual agama,
MONAS JAKARTA UMMATTV COM - Pada gelaran Reuni Akbar 212 Al-Imam Habib Muhammad Rizieq Shihab menyampaikan orasi yang menekankan pentingnya keimanan dan ketakwaan sebagai fondasi utama keberkahan bagi bangsa Indonesia. Ribuan peserta yang hadir menyambut seruan tersebut dengan takbir dan semangat yang membara. berlangsung di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (2/12),
Dalam penyampaiannya, Habib Rizieq menegaskan bahwa Allah menjanjikan keberkahan bagi siapa pun yang beriman dan bertakwa, serta memperingatkan konsekuensi bagi mereka yang mendustakan ayat-ayat-Nya. “Jika kita beriman dan bertakwa, Allah akan membuka pintu keberkahan. Namun jika kita meninggalkan keimanan, bersiaplah dengan azab dan kesulitan,” ujarnya.
Habib Rizieq mengajak seluruh elemen bangsa untuk kembali memperkuat nilai-nilai ketakwaan, mulai dari ulama, pemimpin, hingga masyarakat umum. Ia menegaskan pentingnya integritas ulama dalam menjaga kemurnian ajaran agama. “Ulama wajib beriman dan bertakwa. Jangan menjadi ulama yang mengkhianati atau menjual agama,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Habib Rizieq juga menyerukan agar para pemimpin negara—baik di tingkat pusat maupun daerah menjaga amanah dan menjauhi kebohongan serta pengingkaran janji. “Pemimpin harus jujur, amanah, dan bertakwa kepada Allah. Pemimpin yang beriman akan membawa keberkahan bagi negerinya,” imbuhnya.
Selain itu, melalui orasi tersebut, Habib Rizieq mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menegakkan kewajiban agama seperti salat, zakat, puasa, serta meninggalkan segala bentuk kemaksiatan. Ia menegaskan bahwa komitmen kolektif terhadap ketakwaan akan mengantarkan Indonesia menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Di akhir orasi, Habib Rizieq menyampaikan pertanyaan retoris yang disambut lantang oleh seluruh peserta reuni: “Siap beriman dan bertakwa? Siap mendirikan salat? Siap menunaikan zakat? Siap meninggalkan maksiat?” Seruan tersebut ditutup dengan gema takbir yang menggema di seluruh area Monas.