Ummattv, Jurnalis Filantropi Indonesia (Jufi) menggandeng YBM PLN menyelenggarakan Pelatihan Media Digital (PMD) untuk pemuda dan remaja Dewan Masjid At-Taqwa (DMA) se-Bekasi.
Ketua Jufi, Wiyanto menjelaskan pelatihan ini merupakan tugas pengabdian ke masyarakat agar mampu menulis dan membuat konten dakwah berkualitas tanpa adanya hoaks.
"Terima kasih kepada pimpinan pesantren At-Taqwa yang berkenan menjadi sahibul bait (tuan rumah), mereka bersusah payah mengumpulkan pemuda sekitar Masjid. Itu merupakan hal yang patut disyukuri karena tidak mudah memobilisasi warga sekitar untuk mengikuti pelatihan ini," kata Wiyanto dalam keterangannya, Selasa (5/2/2023).
Pimpinan DMA, KH Irfan Mas'ud Abdullah menyebutkan bahwa nama Jurnalis Filantropi Indonesia merupakan kata kunci dari kebaikan. Jufi melakukan gerakan-gerakan edukasi, kedermawanan, dan semangat menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Maka tugas kita adalah mengisi Indonesia ini dengan berbagai program dan aspek kehidupan yang ada di Indonesia ini. Tugas ini merupakan kelanjutan dari perjuangan para ulama pendahulu kita," kata dia.
Menurut dia, semangat dan amanat At-Taqwa yang ada di pundak para pemuda saat ini harus dijaga dengan baik. Inilah yang dinamakan dengan tajdid, yaitu sebuah inovasi, bagaimana prinsip dakwah yang diamanahkan bisa tersebar lebih cepat dan masif.
"Dewan Da'wah sejak masa almaghfurlah Kyai Noer Ali terus menjalin kerja sama. Begitu juga hari ini dengan Jufi yang dilaksanakan dengan remaja dan pemuda masjid merupakan amanah dari KH Noer Ali untuk memakmurkan lumbung-lumbung masjid," kata dia.
Kyai Irfan melanjutkan, semua potensi pendidikan berkumpul di masjid. Dari masjid lahir para pendakwah, entrepreneur, jurnalis, saudagar-saudagar dan sebagainya.
"Dalam prinsip penulisan ilmiah, termasuk dalam pengkajian agama melalui tulisan tentu harus dikonfirmasi dan diverifikasi kepada ulama yang memiliki otoritas. Tidak boleh asal share tanpa mengetahui sumbernya, inilah yang dinamakan dengan tabayyun," katanya.
Dari 275 juta jiwa masyarakat Indonesia, ungkapnya, ada 160 juta pengguna internet. Kalau informasi dakwah ini tersebar dengan luas di media sosial, maka ada ratusan juta masyarakat Indonesia yang baca.
"Tapi sayangnya yang viral di masyarakat adalah hal-hal kurang baik. Maka perbanyaklah, viralkanlah hal-hal yang positif tanpa harus membully masyarakat," jelas dia.
Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Kabupaten Bekasi, KH Ahbab Akhfas mengatakan tentang metode dakwah salah satunya bil qalam atau tulisan yang selaras dengan jurnalistik.
"Kalau kita bicara tentang dakwah, dalam Alquran sendiri sudah dijelaskan metode-metode dakwah. Pertama, qaulan ma'rufa, sampaikan kepada mereka (objek dakwah kalimat-kalimat yang dikenal.Kedua ada qaulan baliga, yaitu kalimat-kalimat yang menyentuh dan masuk ke sanubari hati," kata dia.
"Memang menyampaikan kata-kata untuk diterima ke hati melalui lisan atau tulisan tidak mudah, perlu cara-cara yang tepat. Ketiga ada qaulan sadida, yaitu kalimat-kalimat yang benar. Apa yang diucapkan oleh seorang da'i, itulah yang dia kerjakan dan amalkan, harus selaras," imbuhnya.**