+6281 1987 271
[email protected]
Beranda
Profil
Berita
Artikel
Video
Pentingnya Peran Anak Muda Dalam Memakmurkan Masjid Daripada Nongkrong
Pentingnya Peran Anak Muda Dalam Memakmurkan Masjid Daripada Nongkrong
(Oleh: Mas Andre Hariyanto)
Setiap muslim laki-laki wajib memakmurkan masjid-masjid Allah dengan berbagai ibadah dan ketaatan karena padanya ada keutamaan. Karena begitu mulianya amalan memuliakan masjid, Allah Ta’ala sampai menyifati orang-orang yang memakmurkan masjid-masjid-Nya sebagai orang-orang mukmin. Sebagaimana dalam firman-Nya:
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang berimankepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan saalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (At-Taubah: 18)
Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kamu melihat orang rajin mendatangi masjid, maka persaksikanlah ia sebagai orang yang beriman.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan beliau menghasankannya serta yang lainnya).
Mari kita mencintai masjid, memakmurkannya, dan menjadikannya sebagai sarana untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Seseorang yang mencintai sesuatu pasti hatinya akan selalu terpaut pada hal tersebut. Begitupula kecintaan terhadap masjid. Beginilah sejatinya cinta yang hakiki.
“Ada 7 golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah; salah satunya ialah seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid ketika ia keluar hingga kembali kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
**
Dicari pemuda Masjid
Masjid merupakan salah satu sarana pembinaan umat yang mendapat perhatian begitu besar dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam.
Bahkan, ketika Rasul hijrah dan sampai di Madinah, bangunan pertama yang didirikan adalah masjid yang kemudian dinamai masjid Nabawi.
Oleh karena itu, kita sebagai anak-anak muda muslim semestinya memiliki perhatian dan kecintaan yang besar terhadap masjid. Kecintaan yang besar kepada masjid akan membuat kita memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap pemakmurannya.
Memakmurkan masjid bukan semata tugas si penjaga masjid. Pemuda Muslim pun wajib ambil bagian. Namun, sedih sekali ketika mengetahui masjid yang jumlahnya banyak, namun minim jamaah.
Sedih sekali hati kita ketika mengetahui masjid hanya diisi oleh segerombolan kakek sepuh yang cukup usia. Suara azannya jauh dari kata merdu.
Hanya segelintir pemuda yang terlihat memadati pojokan masjid ataupun mushalla. Ke mana para pemuda-pemudi dan muslim lainnya? Kita semakin sadar, jarang sekali terdengar suara azan yang tangkas, cadas, dan tegas, yang dilafazkan anak-anak muda.
Ironis, ketika penulis pernah mendengar cerita dari kakek sepuh sekaligus takmir di sebuah mushalla.
“Di Mushalla ini Kakek yang adzan, kakek yang iqamat, kakek yang imam, sekaligus makmum”. Kakek itu tetap sendirian. Kata-katanya mengisyaratkan kesedihan.
Sungguh fenomena tersebut benar-benar ada. Banyak kita dapati masjid atau mushalla khususnya di tengah kota. Namun sepi dikala waktu saalat 5 waktu. Di mana diri kita saat adzan berkumandang, padahal panggilan cinta Allah memanggil kita?.
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya: Dari Abu Hurairah -radhiyallahu’anhu- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Bagian negeri yang paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya, dan bagian negeri yang paling Allah benci adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Masajid wa Mawadhi’ as-Shalah).
Tidak terpungkiri tidak sedikit masyarakat muslim lebih senang nongkrong di warung kopi ataupun café-cafe ketika waktu salat tiba. Kumandang azan sama sekali tak dipedulikannya.
Ada juga yang ramai menggelar nobar (nonton bareng) sepakbola di malam hari dengan niatan silaturahim. Namun berbalik sedih jika aktivitas tersebut mengakibatkan lalai di waktu subuh.
Nun di sini, masjid-masjid masih terlihat sepi. Kumdangan azan terabai. Kemana sekelompok generasi muda dan pemegang kejayaan Islam?.
Rela menempuh jarak jauh tuk sekadar cari hiburan dan seru-seruan. Namun letoy melangkah hanya sekian meter ‘tuk penuhi seruan adzan. Beginikah trend pemuda kekinian? Naudzubillah min dzaalik.
*/PENULIS Adalah Pendiri Lembaga AR Learning Center, Pedagang Angkringan Si Ndut Prambanan, Founder Komunitas Taklim Jurnalistik, Ketua Pembina Yayasan Pusat Pembelajaran Nusantara dan Ketua Bidang Pendidikan dan Profesi Persatuan Wartawan Republik Indonesia Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Provinsi D.I Yogyakarta
Sebelumnya :
BNPB Jalin Kerjasama Upaya Pembentukan Ketahanan Berkelanjutan Masyarakat Pesisir
Selanjutnya :
Apakah Anak Pendek Bisa Tumbuh Jadi Normal?
Kategori
Artikel
Berita
Program Acara
Event
Foto
Audio
Video
Muslimah
Ummat TV Peduli
Info
Postingan Terbaru
Aswar Hasan : Keutamaan Membaca Al Quran di Bulan Ramadan
Mar 02, 2025
Wahdah Islamiyah Hadir di Sidang Itsbat, Tegaskan Komitmen Jaga Persatuan Umat
Mar 01, 2025
Laznas Dewan Dakwah Kirim Tiga Kontainer Bantuan untuk Warga Gaza
Feb 28, 2025
Aswar Hasan : Hindari 3 Hal yang Bisa Menghancurkan Hidup Anda
Feb 28, 2025
Bagaimana Penentuan Awal dan Akhir Ramadhan
Feb 28, 2025
Pemuda dan Bulan Ramadan
Feb 27, 2025
5 Tips Agar Keluarga Muda Lebih Produktif di Bulan Ramadhan
Feb 27, 2025
Mengoptimalkan Ramadan untuk Generasi Z: Menuju Takwa dan Kebaikan
Feb 25, 2025
Jelang Ramadhan ARM HA IPB Salurkan 237 Paket Sembako Buat Warga Penyintas Bencana Sukabumi
Feb 25, 2025
Aswar Hasan : BERBEKAL HIDUPLAH DENGAN 3 (TIGA) HAL INI
Feb 25, 2025