UMMATTV, JAKARTA--Di tengah meningkatnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak, Rumah Zakat memastikan hewan qurban titipan dari masyarakat tetap sehat. Oleh karena itu menjelang Hari Raya Idul Adha ini Rumah Zakat meluncurkan gerakan Bismillah Qurban Aman di Tengah Wabah PMK.
“InsyaAllah kami memastikan hewan qurban yang disembelih di hari Idul Adha dan hari tasyrik sehat. Alhamdulillah MUI telah mengeluarkan fatwa terkait qurban di masa wabah PMK. Rumah Zakat mengikuti arahan dari MUI, supaya ibadah qurban berjalan sesuai syariah,” ungkap CEO Rumah Zakat Nur Efendi, Rabu (15/6/2022).
Ada lima Langkah yang dilakukan untuk mencegah penyabaran wabah PMK di peternakan Rumah Zakat. Pertama, petugas kandang wajib melakukan desinfeksi, memakai sepatu boot, dan masker. Kemudian semua barang yang masuk ke kandang harus disanitasi. Selanjutnya petugas melakukan desinfeksi kandang, peralatan, dan lingkungan sekitar secara berkala atau sesuai kebutuhan. Selain itu setiap hewan qurban yang baru masuk, ditempatkan di kandang karantina selama 14 hari. Dan bila ada gejala klinis, hewan dipisahkan untuk ditangani dokter hewan dan dilaporkan pada dinas setempat.
Saat ini ada dua program qurban yang diluncurkan Rumah Zakat yakni Superqurban dan Desaku Berqurban. Superqurban adalah optimalisasi daging qurban yang diolah menjadi kornet atau rendang sehingga manfaatnya besar dan pendistribusiannya lebih luas sepanjang tahun. Adapun Desaku Berqurban adalah program qurban yang didistribusikan di desa minim pequrban, sehingga masyarakat desa bisa merasakan kebahagiaan di hari raya.
“Superqurban menjadi pilihan yang paling tepat di masa wabah PMK ini karena kita memastikan daging olahan yang diterima sudah melalui proses sterilisasi. Dan pastinya qurban di Rumah Zakat memudahkan bagi kita karena tidak perlu repot mencari hewan yang sesuai syariah,” ungkap Duta Qurban Rumah Zakat, Citra Kirana. Superqurban sebagai Ketahanan Pangan
Skor Indeks Ketahanan Pangan Global (Global Food Security Index/GFSI) menunjukkan bahwa Indonesia pada tahun 2021 mengalami penurunan poin menjadi 59,2 dari tahun 2020. Skor tersebut membawa ketahanan pangan Indonesia pada tahun 2021 bertengger di peringkat 69 dari 113 negara.
Salah satu upaya Rumah Zakat dalam memberikan solusi ketahanan pangan dan pemenuhan gizi masyarakat yang membutuhkan di masa pandemi melalui program Superqurban. Selama 2021 – 2022, Rumah Zakat telah menyalurkan Superqurban sebanyak 69% di Desa Berdaya dan ekspedisi daerah pedalaman, rawan gizi, daerah perbatasan serta daerah 3T, serta 31% alokasi untuk insidental kebencanaan dan kemanusiaan.
“Dengan Superqurban jutaan ton daging qurban yang habis tiga hari dapat dioptimalkan menjadi cadangan makanan sebagai ikhtiar terwujudnya ketahanan pangan Indonesia” ujar CEO Rumah Zakat, Nur Efendi.*