Studi Edukasi Pengurus LPYP DPP Wahdah ke Pesantren ABATA Temanggung

Studi Edukasi Pengurus LPYP DPP Wahdah ke Pesantren ABATA Temanggung

“Kunjungan ini membuka mata kita semua bahwa pendidikan Islam sejatinya harus menjangkau semua kalangan.

TEMANGGUNG UMMATTV.COM - Ketua Lembaga Pengembangan Yayasan Pendidikan (LPYP) DPP Wahdah Islamiyah, Ir. Nursalam Siradjuddin, M.Pd, bersama jajaran pengurus Yayasan Pendidikan Wahdah Islamiyah di Sulsel, Sulteng dan Sultra, serta sejumlah kepala sekolah berbagai tingkatan di bawah naungan YPWI.

Rombongan Studi Edukasi diatas melakukan kunjungan ke Pesantren Tahfidz Tunarungu Temanggung, Jawa Tengah, pada Kamis (9/10/2025).

Dalam kunjungan di hari ke empat dalam kegiatan rombongan disambut langsung oleh pimpinan pesantren, Ustadz Muchlisin Nuryata, yang juga Ketua Yayasan ABATA Indonesia, selaku pengelola pesantren tahfidz khusus tuna rungu.

Sekolah inklusi khusus membina anak tuna rungu sekitar 50 an santri putri ini berlokasi di Jalan Gatot Soebroto No.KM. 2, RT.04/RW.01, Karangsari, Manding, Kec. Temanggung, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Kegiatan ini bertujuan memperluas wawasan dan inspirasi pengelolaan pendidikan inklusi, khususnya dalam upaya pengembangan lembaga pendidikan yang ramah bagi anak-anak berkebutuhan khusus di lingkungan Wahdah Islamiyah.

Menurut Nursalam selama ini sekolah-sekolah di bawah naungan Wahdah Islamiyah umumnya bersifat reguler, sehingga lembaga yang secara khusus melayani anak-anak berkebutuhan khusus masih jarang ditemukan.

“Kunjungan ini membuka mata kita semua bahwa pendidikan Islam sejatinya harus menjangkau semua kalangan. Pesantren ini memberi contoh luar biasa bagaimana anak-anak tunarungu bisa belajar, menghafal Al-Qur’an, dan berkembang dengan baik dalam lingkungan yang penuh kasih dan bimbingan,” ungkapnya.

Sementara itu, Ustadz Muchlisin Nuryata menjelaskan bahwa pesantren yang dipimpinnya berdiri atas dasar kepedulian terhadap keterbatasan akses pendidikan agama bagi anak-anak dengan disabilitas pendengaran.

“Pesantren ini berawal dari keprihatinan kami terhadap anak-anak tuna rungu yang jarang tersentuh pendidikan agama secara intensif. Melalui Yayasan ABATA Indonesia, kami berupaya menciptakan lembaga yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga membangun rasa percaya diri dan kemandirian mereka,” tuturnya.

Ia menambahkan bahwa di pesantren ini para santri diajarkan membaca Al-Qur’an dengan metode isyarat dan pendekatan visual, sehingga mereka tetap bisa menghafal meski tidak mendengar.

“Anak-anak ini istimewa. Mereka belajar dengan cara berbeda, tapi semangatnya luar biasa. Kami berharap semakin banyak lembaga Islam yang peduli dan memberi ruang bagi anak-anak seperti mereka,” imbuhnya.

Kunjungan Pengurus LPYP DPP Wahdah Islamiyah in

Sebelumnya :