Dengan memahami Al-Quran dan merenungkan isi kandungannya, kita diharapkan bisa menjadi pribadi yang lebih baik, lebih dekat dengan Allah, dan selalu mendapatkan petunjuk-Nya.
Oleh ; Ust Juhaefah Abdul Jalil, MA
(Direktur Sekolah Dai Azura Bogor)
Tadabbur Surah Al-Hasyr ayat 21. Dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyampaikan sebuah perumpamaan yang sangat dalam untuk mengajak umat manusia merenung dan memperhatikan kekuasaan-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Quran: "Seandainya Kami turunkan Al-Quran ini di atas sebuah gunung, niscaya kamu akan melihatnya khosyian, hancur lebur karena takut kepada Allah." (QS. Al-Hasyr: 21)
Ayat ini memberikan gambaran yang sangat mendalam tentang betapa besar dan agungnya Al-Quran. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengibaratkan bahwa jika Al-Quran yang penuh dengan petunjuk dan wahyu-Nya ini diturunkan di atas gunung yang keras, gunung tersebut akan hancur dan pecah karena takut kepada-Nya. Perumpamaan ini menggambarkan betapa kuatnya dampak dari wahyu Allah, seharusnya hati manusia yang lebih lembut dan bisa menerima wahyu-Nya, mampu untuk lebih memahami dan merenunginya.
Al-Quran Sebagai Petunjuk Hidup
Al-Quran merupakan wahyu yang Allah turunkan untuk umat manusia sebagai petunjuk hidup. Sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat ini, Al-Quran adalah sesuatu yang sangat agung dan mulia. Bahkan alam semesta yang begitu besar dan megah ini diatur oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah yang Maha Perkasa, Maha Kuasa, dan Maha Mengetahui, yang mengendalikan segala sesuatu di dunia ini. Al-Quran memberikan petunjuk kepada kita tentang siapa diri kita sebenarnya dan siapa Allah yang Maha Agung. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk merenungkan dan memikirkan makna yang terkandung dalam setiap ayatnya.
Mengetahui Allah Melalui Asma'ul Husna
Dalam Surah Al-Hasyr, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga mengungkapkan sifat-sifat-Nya yang mulia, yang terkandung dalam Asma'ul Husna (99 Nama Allah). Di antara nama-nama Allah yang disebutkan adalah Al-Khaaliq (Yang Maha Pencipta), Al-Baari’ (Yang Maha Membuat), dan Al-Musawwir (Yang Maha Membentuk). Dengan mengenal nama-nama Allah ini, kita bisa lebih dekat kepada-Nya, menyadari betapa sempurnanya ciptaan Allah dan mengetahui bahwa Dia adalah Pencipta segala sesuatu yang ada di dunia ini. Melalui Al-Quran, kita diperkenalkan dengan sifat-sifat Allah yang Maha Mengetahui, baik yang nampak maupun yang tidak nampak.
Melalui Al-Quran, Manusia Dapat Memahami Dirinya
Al-Quran tidak hanya memperkenalkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, tetapi juga mengajarkan kita untuk merenung dan memperhatikan diri kita sendiri. Kita sebagai umat manusia memiliki dua aspek dalam diri kita, yaitu jasmani dan rohani. Meskipun kita sering kali hanya fokus pada apa yang terlihat secara fisik, Al-Quran mengajak kita untuk menyadari dan memperhatikan dimensi rohani kita yang lebih dalam. Dalam diri kita terdapat banyak hal yang tidak tampak, namun Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Maha Mengetahui senantiasa mengawasi kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga hati dan jiwa agar tetap berada di jalur yang benar.
Al-Quran Sebagai Cahaya yang Menuntun Jiwa
Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan Al-Quran sebagai cahaya yang dapat menerangi jiwa manusia. Jiwa manusia memiliki kecenderungan untuk mengikuti dorongan nafsu dan keinginan-keinginan duniawi. Namun, tanpa petunjuk dari Al-Quran, manusia bisa tersesat dan terjerumus dalam kebinasaan. Al-Quran datang untuk membimbing jiwa yang sering kali bergejolak, agar bisa mengenali mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan bimbingan Al-Quran, jiwa yang gelap bisa dipenuhi dengan cahaya-Nya, dan kehidupan manusia bisa menjadi lebih baik dan penuh berkah.
Kesesatan Akibat Kesyirikan
Namun, dalam perjalanan hidupnya, tidak sedikit manusia yang menyimpang dari jalan yang benar. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan kita dalam Al-Quran tentang bahaya kesyirikan. Ketika seseorang melakukan kesyirikan, baik dengan perkataan atau perbuatan, maka dia telah menjauhkan dirinya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat membenci orang-orang yang menganggap adanya sekutu bagi-Nya, bahkan mempercayai bahwa Allah memiliki anak. Allah berfirman, hampir-hampir langit pecah dan gunung-gunung runtuh karena perkataan tersebut (QS. Al-Hasyr: 21).
Iman dan Amal: Kunci Ketakwaan
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kita bahwa keimanan yang kuat harus disertai dengan amal sholeh. Iman tanpa amal tidak akan berarti apa-apa, begitu juga sebaliknya, amal tanpa iman tidak akan memiliki kekuatan. Oleh karena itu, untuk mencapai derajat ketakwaan yang tinggi di hadapan Allah, kita harus menjaga keseimbangan antara iman dan amal. Dengan beribadah kepada Allah dan mengikuti petunjuk-Nya dalam Al-Quran, kita akan mendapat petunjuk-Nya dan menjadi hamba yang taat dan diridai oleh-Nya.
Penutup:
Semoga kajian malam ini memberi manfaat dan mengingatkan kita akan keagungan Al-Quran, serta pentingnya memperbaiki hati dan jiwa kita agar bisa lebih dekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan memahami Al-Quran dan merenungkan isi kandungannya, kita diharapkan bisa menjadi pribadi yang lebih baik, lebih dekat dengan Allah, dan selalu mendapatkan petunjuk-Nya. Semoga kita semua dapat menjaga iman kita, selalu beramal sholeh, dan mendapatkan ketakwaan yang sejati di hadapan-Nya. Barakallahu fiikum, wa assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
(Materi diatas dibawakan pada malam ke 8 Ramadan di Masjid Al itisham Budi Agung Bogor)