Mereka melihat peluang besar di hadapan mereka dan tidak membiarkan kesempatan berlalu begitu saja. Jika setiap orang sadar akan hal ini,
Oleh Ust. Hendri Tanjung, Ph.d
(Ketua DKM masjid Al itisham Budi Agung Bogor)
Di dunia ini, kita sering mencari peluang bisnis dengan iming-iming keuntungan yang menggiurkan. Dari investasi deposito di bank yang memberikan bunga sekitar 6-7%, hingga saham yang menawarkan potensi keuntungan tinggi meskipun dengan risiko besar. Namun, ada satu jenis bisnis yang tak kalah menarik dan bahkan menawarkan keuntungan yang jauh lebih besar, yaitu berbisnis dengan Allah melalui infaq dan sedekah. Bisnis ini bukan hanya menjanjikan keuntungan duniawi, tetapi juga keuntungan akhirat yang tiada banding.
Saat kita berbicara tentang infaq, kita berbicara tentang salah satu amal yang memiliki ganjaran sangat besar. Allah Subhanahu wa ta ala berjanji dalam Al-Qur'an, dalam surah Al-Baqarah ayat 261:"Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, seperti sebuah biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, setiap tangkai berbuah seratus biji."
Bayangkan jika setiap kali kita menafkahkan uang kita di jalan Allah, Allah mengganti dengan keuntungan yang sangat berlipat. Dalam konteks ini, jika kita infaq atau bersedekah sebesar satu juta, Allah bisa mengganti dengan tujuh puluh juta. Ini adalah return 70.000% yang bahkan tidak ada di dunia investasi manapun. Jika deposito di bank memberikan bunga sekitar 3,5% - 4%, dan saham bisa memberikan keuntungan tinggi namun dengan risiko yang sangat besar, maka bisnis dengan Allah jelas lebih aman dan lebih menguntungkan. Kalau kita berinfaq 1 juta, bukan gantinya 70 juta , tapi 700 juta. Keuntungan yang Allah janjikan, tidak ada yang bisa mengalahkan.
Infaq tidak hanya berfungsi untuk membiayai pembangunan masjid atau kegiatan dakwah, tetapi juga memiliki dampak besar dalam kehidupan kita. Dalam bulan Ramadan, misalnya, kita diingatkan untuk meningkatkan amal infaq kita, karena saat itulah pahala berlipat ganda. Banyak masjid dan lembaga sosial yang membutuhkan dana untuk operasional mereka, seperti biaya renovasi masjid, bantuan kepada orang miskin, atau pembiayaan dakwah. Tanpa dukungan dari umat yang berinfaq, banyak program dakwah dan sosial yang tidak dapat berjalan.
Kita sering mendengar, “Jika tidak ada yang berinfaq, maka agama akan terhenti.” Ini adalah kenyataan yang perlu kita sadari bersama. Tanpa adanya dukungan finansial dari orang-orang yang peduli, aktivitas agama dan sosial akan terhenti. Namun, jika banyak yang berinfaq, maka segala kebutuhan bisa tercukupi. Bayangkan jika semua orang di sekitar kita lebih peduli untuk menafkahkan sebagian hartanya di jalan Allah, betapa banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh umat.
Peran infaq sangat besar dalam menjaga kelangsungan dakwah dan ibadah. Tanpa dukungan finansial, masjid bisa saja tutup, kegiatan sosial bisa berhenti, dan dakwah yang mengajak umat menuju kebaikan akan terhenti. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallahu alaihi wassallam bersabda:"Sesungguhnya perbuatan amal yang paling dicintai oleh Allah adalah amal yang dilakukan dengan ikhlas, walaupun sedikit."
Karena itu, orang yang tidak berinfaq atau menahan hartanya dari kebaikan adalah orang yang tidak rasional. Mereka seperti melewatkan peluang besar yang Allah sediakan, dan justru menjerumuskan diri mereka dalam kerugian. Bayangkan, seseorang yang meninggal dunia dan baru mengetahui betapa besar keuntungan yang ia lewatkan dengan tidak berinfaq. Banyak yang akan merasa menyesal setelah melihat amal jariyah mereka yang terbuang sia-sia.
Infaq adalah peluang yang bisa kita ambil untuk memastikan bahwa harta kita tidak hanya berguna di dunia, tetapi juga untuk kehidupan akhirat yang kekal. Dalam Al-Qur'an, Allah menegaskan tentang betapa besarnya ganjaran bagi orang yang berinfaq. Jika kita hanya berpikir bahwa berinfaq adalah kewajiban sosial semata, kita mungkin akan kehilangan gambaran besar. Infaq adalah bisnis yang sangat menguntungkan, karena Allah menjanjikan keuntungan yang tiada terhingga.
Apakah kita ingin menjadi orang yang merasakan penyesalan di akhirat karena melewatkan kesempatan besar ini? Atau kita ingin menjadi orang yang rasional, yang melihat infaq sebagai investasi untuk kebahagiaan dunia dan akhirat?
Ingat, orang yang berinfaq adalah orang yang rasional. Mereka melihat peluang besar di hadapan mereka dan tidak membiarkan kesempatan berlalu begitu saja. Jika setiap orang sadar akan hal ini, maka kita bisa membayangkan bagaimana banyaknya manfaat yang akan dirasakan oleh umat. Karena itu, mari kita berinfaq dengan penuh keikhlasan, dengan keyakinan bahwa Allah akan menggantikan setiap rupiah yang kita keluarkan dengan pahala yang berlipat ganda, bahkan 70.000%.
Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa berinfaq, dan semoga Allah memudahkan kita untuk selalu menambah amal baik kita. Aamiin.
(Materi diatas dibawakan saat khutbah jumat 7/3/2025 di masjid Al itisham Budi Agung Bogor)
Tags: khutbah jumat, ramadhan