Ummattv, Seorang muslim tidak mengenal waktu untuk berbuat kebaikan, tapi jika ada waktu pelipatan ganda amal maka dia mesti mengejarnya. Bulan Ramadhan semakin dekat, bulan yang penuh kemuliaan di dalamnya.
“Bulan suci Ramadhan bulan penuh keistimewahan dan ada hembusan-hembusan Rahmat Allah, maka jangan sampai kita tidak mendapatkan hembusan dan kenikmatan Allah di bulan Ramadhan ini,” kata Ustaz Yusran dalam Tabligh Akbar Ramadhan, di STIBA Makassar, Ahad (19/03/2023).
Ustaz Yusran menjelaskan bahwa ramadhan datang untuk mengingatkan kita, agar semakin bertakwa kepada Allah dan jangan memakan dan mengambil harta-harta yang bukan milik kita. Di mana kita lihat ini ada sekelompok orang yang menghalalkan segala macam cara untuk mengambil hak yang bukan miliknya.
“Tujuan utama puasa adalah untuk menjadikan orang-orang yang bertakwa. Dalam surah Al-Baqarah tersebut juga mengingatkan kepada kita bahwa syariat puasa yang dikabarkan oleh kaum sebelumnya untuk menjadikan penyemangat bagi umat sekarang, agar jangan kalah dengan umat dahulu dalam melaksanakan syariat puasa. Tapi kita harus berupaya agar lebih baik dari kaum sebelumnya,” tambahnya.
Sudah berapa tahun kita melewati Ramadhan? Lalu bagaimana kualitas takwa kita? Berapa tahun Nabi melewati Ramadhan? Hanya 9 kali. Tapi jangan tanya kualitas takwa beliau. Puasa yang benar dan memenuhi syaratnya maka akan mengantarkannya kepada ketakwaan kepada Allah.
“Kenapa tujuan utamanya adalah takwa, karena jika sudah bertakwa maka sudah termasuk semua kebaikan-kebaikan yang lainnya, baik secara individu di dunia ini baik secara pribadi-pribadi dan kolektif berbangsa dan bernegara, sampai mendapatkan kebahagian di akhirat kelak dan berjumpa dengan Allah,” pungkasnya.
Tahun 2 Hijriyah adalah pertama kali diwajibkan puasa, di sana terjadi kemenangan perang Badar. Demikian pula Fathu Makkah terjadi di bulan Ramadhan. Sehingga bulan ini dipenuhi dengan keberkahan.
“Keberkahan Ramadhan adalah melahirkan kemenangan sebagaimana Al-Fatih menaklukkan konstantinofel, Saifuddin Qutuz yang memenangkan pertarungan dengan mongol di ain jalut. Keberkahan negeri, kesejahteraan dan kemakmurannya adalah sangat tergantung bagaimana kualitas takwa kita,” tegasnya
Ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah tersebut menjelaskan makna kecintaan dan takwa kepada Allah, yakni meninggalkan semua perbuatan dosa baik besar dan kecil, seperti orang yang berjalan di atas banyak duri. Senantiasa berhati-hati dalam melangkah dan mengarungi kehidupannya.
“Bukan sekedar pengakuan kecintaan kita kepada Allah, tapi apakah Allah mencintai kita. Inilah yang paling penting untuk kita fikirkan, sekian banyak kita melalui bulan suci Ramadhan, namun apakah Allah sudah mencitai kita dengan semua amalan ibadah kita. Karena hakikatnya cinta sejati adalah landasannyan ketakwaan kepada Allah,” lanjutnya.
Nasehat takwa harus terus kita ulang-ulangi, kalau kita betul memaknai takwa yang sebenar-benarnya. Pada hakikatnya seluruh ibadah tujuannya adalah agar kita bertakwa. Takwa adalah wasiat yang selalu diulang-ulang dari zaman Nabi-nabi terdahulu. Makna wasiat adalah tidak sekedar perintah, tapi perintah yang sangat penting untuk diamalkan. Beliau juga menyebutkan beberapa kiat meraih takwa di bulan Ramadhan.
“Dalam upaya meraih takwa di Bulan Ramadhan, maka kita harus melakukan berbagai bekal dan persiapan. Melakukan persiapan yang sepantasnya, ikhlas dan ihtisab, berpuasa dari yang haram sebelum yang halal, bersama Al-Qur’an, hidupkan malam dengan tarwih, sedekah dan semangat berbagi, menghargai waktu dan tidak menyia-akan, azzam dan mujahadah, raih lailatul qadr dan beritktikaf, dakwah dan amir maruf nahi mungkar,” tuturnya.
Rep: Muh Akbar Editor: Absaid