5 Poin Takwa Merupakan Bekal Terbaik Menuju Kehidupan Abadi

5 Poin Takwa Merupakan Bekal Terbaik Menuju Kehidupan Abadi

 waktu hidup di dunia ini merupakan masa ujian dan kesempatan tunggal bagi manusia untuk mengumpulkan amal sebagai bekal menuju kehidupan abadi di akhirat.

BOGOR UMMATTV.COM - Di tengah hiruk pikuk kehidupan dunia yang sering melalaikan manusia dari tujuan akhirnya, Dr. Samsul Basri mengingatkan kembali hakikat perjalanan hidup.

Dalam Kajian Ahad Sore di Masjid Azura Kemang Bogor, Ahad (19/10), ia menegaskan bahwa sebaik-baik bekal menuju kehidupan abadi bukanlah harta, jabatan, atau ketenaran, melainkan takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta‘ala.

1. Allah Mengetahui Setiap Amal Manusia

Dalam Surah Ghafir (Al-Mu’min) ayat 40:

"Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, maka dia tidak akan dibalas melainkan dengan kejahatan itu saja. Dan barang siapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan ia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan diberi rezeki di dalamnya tanpa batas."
(QS. Ghafir: 40)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Maha Teliti terhadap setiap amal.

Tidak ada satu pun perbuatan manusia, baik kecil maupun besar, yang luput dari penilaian Allah. Kebaikan akan dibalas dengan kenikmatan surga, sedangkan keburukan akan mendapat balasan setimpal.

2. Takwa, Bekal Terbaik dalam Kehidupan

Lebih lanjut makna firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 197:
"Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal."
(QS. Al-Baqarah: 197)

Dari ayat ini, menegaskan bahwa takwa adalah bekal terbaik untuk menempuh perjalanan panjang setelah kematian.

Orang yang menyiapkan takwa berarti orang yang cerdas, sedangkan orang yang mengabaikannya tidak layak disebut berakal.

3. Kesempatan Bertakwa Hanya Sekali

Kesempatan untuk bertakwa hanya ada ketika manusia masih hidup di dunia. Setelah kematian tiba, tertutup sudah segala peluang untuk menambah amal dan memperbaiki diri.

"Apabila seseorang menghembuskan napas terakhir, maka terputuslah amalnya," jelas Dr. Samsul.
“Tidak ada lagi kesempatan untuk berbuat baik, untuk memperbanyak amal shalih, atau menambah bekal takwa.”

Karena itu, waktu hidup di dunia ini merupakan masa ujian dan kesempatan tunggal bagi manusia untuk mengumpulkan amal sebagai bekal menuju kehidupan abadi di akhirat.

4. Renungan dari Firman Allah


Melalui renungan ayat-ayat ini, beliau mengajak jamaah untuk merenungi makna kalimat “Wal tanzhur nafsun ma qaddamat lighad” “Hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.”
Hari esok yang dimaksud bukan sekadar hari setelah matahari terbit, tetapi hari setelah kematian, yaitu kehidupan akhirat.

5. Lima Nasihat Sebagai Rumusan Bekal Takwa


Sebagai penutup, Dr. Samsul Basri menyampaikan lima nasihat penting yang menjadi rumusan pelajaran dari ayat-ayat tersebut sebagai panduan hidup menuju akhirat:

1. Sadarilah bahwa hidup ini sementara, akhiratlah yang kekal.
2. Gunakan waktu hidup untuk memperbanyak amal shalih.
3. Jangan menunda-nunda taubat dan perbaikan diri.
4. Jaga keikhlasan dalam setiap amal karena Allah Maha Teliti.
5. Perkuat takwa sebagai bekal terbaik menghadapi kematian dan hari pembalasan.


Kajian ini mengajarkan bahwa orang yang cerdas bukanlah yang banyak harta, tapi yang menyiapkan bekal untuk akhiratnya.

Takwa menjadi kunci keselamatan dan kebahagiaan abadi.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa memperhatikan amal, menyiapkan bekal, dan hidup dalam naungan takwa hingga akhir hayat.

Sebelumnya :