UMMATTV LUWU TIMUR--Kisah inspiratif datang dari Darman. Remaja 16 tahun asal Flores Nusa Tenggara Timur ini memang belum bisa mengkhatamkan Al-Qur’an 30 Juz. Baru dua juz. Tapi itu sudah termasuk yang tercepat, untuk santri asal timur yang pada awalnya memang tak bisa mengaji.
Dikatakan oleh Ustadz Amir, pengelola Pondok Pesantren Darul Hijrah, Kecamatan Angkona, Luwu Timur, ia merupakan salah satu santri teladan. Dalam artian, semangat belajarnya jauh lebih baik dari pada teman-temannya yang lain.
Darman adalah anak yatim. Tiga tahun yang lalu ayahnya meninggal dunia. Tak hanya bacaan Al-Qur’an yang bermasalah di awal-awal mondok, namun sama halnya dengan pengetahuan agama Islamnya secara luas. “Kita bisa memaklumi bahwa santri atas nama Darman ini memang mash jauh tertinggal dari teman sebayanya yang lain,” ungkap Ustadz Amir.
Meskipun begitu, tak btuh waktu lama, Darman pun mampu sedikit demi sedikit fasih membaca Al-Qur’an bahkan menghafalkannya.
Prestasi ini sukses dicapai selama masa karantina di pondok pesantren yang jauh dari pusat kota Luwu Timur itu.
“Darman ingin sekali membanggakan papah dan mamah. Ingin membuat mereka tersenyum di dunia dan akhirat dengan memberikan mahkota surga untuk mereka berdua. Ingin bisa masuk surga bersama-sama dengan kedua orang tua,” kata Darman.*