Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan Ulama berperan dalam sosialisasi Covid-19 melalui sosialisasi paling konvensional yaitu tatap muka. Peran ulama itu bisa dilakukan langsung dan dekat dengan masyarakat yang sulit terjamah media lain.
Selama ini, kata dia, BNPB sudah melakukan sosialisasi melalui berbagai media baik itu televisi, radio, media sosial, maupun media cetak seperti koran. Namun, ungkap dia, empat model itu masih belum cukup karena sosialisasi tatap muka juga diperlukan.
“Tidak semua masyarakat Indonesia terpapar informasi dari empat media tadi, masih ada satu media yang menjadi harapan kita, media yang menjadi harapan kita, itu adalah moda yang membutuhkan peran para ulama yaitu media konvensional, tatap muka, ketemuan ada pengajian, ngomong langsung di situ dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,” katanya saat memberikan materi di Webinar Nasional Satgas Covid-19 MUI Pusat, Selasa (28/07).
Sosialisasi seperti ini, menurut dia, sangat diperlukan untuk kesadaran masyarakat yang berkelanjutan. Meskipun protokol kesehatan mudah diucapkan dan dihapal, namun tidak mudah dipraktekkan apalagi berkelanjutan.
“Tidak mudah bicara mengenai protokol kesehatan walaupun sejatinya sederhana saja yaitu pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan pakai sabun, dulu ada gerakan cuci tangan pakai sabun oleh Kementerian Kesehatan namun itu tidak mudah, padahal itu baru satu saja,” katanya.
Pada Webinar bertema Revitalisasi Peran Ulama dalam Pencegahan Penularan Covid-19 melalui Ritual Peribadatan di Era New Nromal ini, dia menyampaikan, sosialisasi seperti itu untuk mengubah kebiasaan lama masyarakat. Ini berguna sehingga penanganan Covid-19 ini tidak hanya mengandalkan pemerintah.
“Kalau kemudian hanya pemerintah saja yang melakukan itu, tidak akan bisa dilakukan dengan baik dan masif dengan berkelanjutan, duitnya habis, ya selesai programnya,” katanya.
“Harapannya, mari kita bersama-sama, kita ikut melakukan edukasi, sosialisasi, dan mitigasi, karena tanpa dukungan semua pihak, ini tidak akan bisa jalan, jadi semua orang bisa sehat, tetapi ada satu orang yang positif Corona, maka bisa dipastikan yang lain itu kemungkinan besar tertular.” imbuhnya. *