Eksistensi Dakwah Ditengah Geliat Budaya Populer Sumber

Eksistensi Dakwah   Ditengah Geliat Budaya Populer Sumber

Dakwah adalah seruan kebenaran. Bagi mereka yang mencelupkan dirinya, akan merasakan celupan kebaikan yang tiada usai nikmantya. Dakwah adalah panggilan keimanan. Mengajak  mereka yang runtuh imannya agar kembali merasakan kenikmatan iman. Merangkul yang rapuh jiwanya, agar berhias dengan alquran kuncinya. Dakwah adalah dedikasi tanpa pamrih. Berpuluh , beratus-ratus hingga tak terhitung juga payah diri  seorang penyeru dakwah menjadi saksi perjuangan saat menyatukan satu I’tikad baik, menyeru agar setiap insan melangkah  berhijrah dan  memilihnya sebaik-baik jalan hidup bagi diri dan keluargnya.

Allah ta’ala berfirman,

ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ

Artinya; “Serulah manusia kepada jalam Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl: 126).

Dakwah mengantarkan petunjuk jalan bagi mereka yang ragu akan arah kebenaran  agar tak pesimis dengan takdir Allah. Eksistensi organisasi dakwah yang heterogen  tumbuh subur dalam kehidupan masyarakat Indonesia terus melangkah masing-masing untuk  menunjukan kuncup-kuncup mekar kontribusinya bagi dakwah dan ummat. Seperti organisasi masyarakat Wahdah Islamiyah yang di usianya yang masih muda, 20-an tahun berkiprah menjadi organisasi masyarakat yang berikhtiar untuk terus menjaga negeri dengan nasehat-nasehat keimanan, kebaikan dengan bakti menebar manfaat dengan  petunjuk Al qur’an.

Orisinalitas dakwah yang sangat dibutuhkan saat ini  ditengah arus budaya populer yang menghegemoni masyarakat menjadi tantangan sekaligus peluang besar. Dunia digitalisasi yang memudahkan akses  mekarnya budaya pop tumbuh subur di generasi z dan milenial membawa  setiap organisasi diantaranya  Wahdah Islamiyah untuk senantiasa  melakukan langkah dengan mengarusutamakan dzikir dan berpikir, melakukan inovasi dan kreasi dalam dakwah agar pesonanya tetap terjaga dalam balutan syariah berlandaskan manhaj Salaf namun  tidak ragu dan kaku dalam menyikapi perubahan sosial ,juga teknologi yang semakin pesat.

Dakwah Wahdah Islamiyah dengan spirit tarbiyah, mendidik setiap jiwa untuk percaya melangkah ,mengubah cara hidup menjadi lebih terarah dengan didikan Alquran . Bagi mereka yang  harus melalui tantangan budaya populer , tidak sedikit mengharuskan  diri menikmati pengorbanan. Geliat perang pemikiran dengan  sajian film, hiburan, fun, food, makanan, fashion, busana bukan sekadar fenomena anak muda yang harus diterima dengan lapang dada tanpa tahu apa yang terjadi kedepannya pada diri mereka yang disebut generasi penerus bangsa. Korean wave, Tik tok addict hanyalah segelintir  diantara contoh kisah hidup yang masih terus terjaga di zaman serba teknologi hari ini Organisasi seperti Wahdah Islamiyah ditantang untuk terus  menebar kebaikan dan meminimalisir pemahaman desktruktif yang kini tak usai mengintai para pemuda. Seruan kebaikan untuk mengikuti majelis ilmu sarat  ketaatan, mendengarkan ceramah-ceramah  online dengan model dan ustadz yang berbeda-beda harus terus ditumbuhkan dan diajarkan didalam setiap organisasi yang menjadikan Alquran dan Sunnah sebagai sumber utama pendidikan dalam dakwah dan perjuangan.

Nantinya ,suatu hari jikalau Allah masih memberi umur berkah dan manfaat bisa terus menjaga tersebar luasnya dakwah. Semoga Wahdah Islamiyah tak akan  usai  berbakti dan setia pada negeri dengan  kontribusi dakwahnya yang tak akan pernah pamrih juga tak akan redup dan  mati.

Insyaa Allah…

 

Oleh: Fauziah Ramdani

(Pengurus PGM PUSAT Muslimah Wahdah )

 

Sumber dari: https://wahdah.or.id/eksistensi-dakwah-ditengah-geliat-budaya-populer/

Sebelumnya :
Selanjutnya :