EMPAT KEKUATAN MENGATASI MASALAH
(Bbagian dua dari empat Pelajaran)
(Tadabbur Surat Al- Baqarah Ayat 186)
Oleh : DR. Samsul Basri
Kedua, dengan berdoa, seseorang telah bersandar dan mengandalkan kekuatan Allah. Hal itu juga menunjukkan sifat tawadhunya sebagai seorang hamba yang fakir, lemah dan sangat butuh kepada Allah Azza Wa Jalla. Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
Hai manusia, kamulah yang butuh kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (QS. fathir : 15)
Kefakiran manusia pada ayat di atas bersifat dzatiyah artinya tidak seorang pun dari manusia yang hidup tanpa kelemahan dan kekurangan, mereka butuh kepada Allah, dan butuh campur tangan Allah dalam semua urusannya, karena itulah mereka mengundang rahmat Allah dengan berbagai ibadah dan amal shaleh.
Sedangkan Allah Maha kaya, tidak membutuhkan sesuatu, dan Maha terpuji, tidak tersentuh pada-Nya kekurangan. Sehigga hanyalah orang yang sombong yang merasa tidak butuh kepada Allah, yang tampak pada sikapnya malas berdoa, sering menunda-nunda atau bahkan meninggalkan shalat, merasa tidak cukup waktu untuk membaca dan mempelajari al-Qur’an, dan pilihan hidupnya yang jauh dari petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Kepada siapapun yang sombong, Allah berfirman:
وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الأرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولا.كُلُّ ذَلِكَ كَانَ سَيِّئُهُ عِنْدَ رَبِّكَ مَكْرُوهًا
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu. (QS. al-Isra : 37-38)
baca juga : https://www.ummattv.id/post/empat-kekuatan-menghadapi-masalah-bagian-tiga