JAKARTA — Tradisi tahunan dzikir nasional menjadi ajang membangkitkan optimisme masyarakat menghadapi tantangan pada masa yang akan datang.
Dengan mengingat keagungan Allah dan muhasabah, masyarakat akan menyadari kelemahannya dan termotivasi untuk memperbaiki keadaan dan menghadirkan terobosan hidup.
“Kami ingin sunah tahunan yang kami selenggarakan membangkitkan kesadaran kolektif, bahwa semuanya harus berbuat kebaikan menyongsong tantangan tahun depan,” kata Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi di Jakarta pada Selasa 31 Desember 2019.
Di antara tantangan yang akan dihadapi bersama bangsa ini adalah soal optimisme. Keyakinan bahwa bangsa ini bisa bergerak maju, masih harus terus ditumbuhkan. Kerja sama antarelemen bangsa masih harus terus dikuatkan. Rasa saling percaya untuk saling memajukan juga perlu sekali ditumbuhkan.
Menghormati orang lain menjadi keharusan. Mendukung dan menolong sesama, serta mengutamakan kemaslahatan bangsa, adalah fitrah setiap makhluk. Saling mengisi kekosongan, sinergi, dan kekeluargaan, adalah kunci menuju negeri yang makmur dan berkemajuan.
Dengan begitu, masyarakat tak memberi ruang untuk segala petaka bangsa, semacam korupsi, konflik sektarian, berita dusta dengan segala caci maki dan provokasi, serta ancaman disintegritas bangsa.
Aparat menjadi teladan masyarakat, menjalankan fungsinya dengan baik. Masyarakat mengabdikan dirinya untuk diri sendiri, keluarga, dan bangsa yang dicintai. Mereka dan keturunannya menjadi abdi setia membangun bangsa sehingga hidup makmur dan sentosa. Kelak negeri ini menjadi inspirasi yang menggerakkan jutaan insan meninggalkan kebaikan dan menghadirkan peradaban gemilang.
“Semua itu dimulai dari kualitas individu atau SDM yang unggul. Republika berijtihad, SDM semacam itu adalah yang beriman kepada Allah dan melakukan introspeksi yang dimulai dari dzikir seperti yang kita lakukan malam ini,” kata Irfan.
Dzikir nasional yang ke-18 ini akan dihadiri masyarakat dari berbagai kalangan dan daerah sekitar Jabodetabek. Mereka akan mengikuti berbagai rangkaian acara yang dimulai sejak Selasa 31 Desember 2019 siang. Lokasinya di Masjid at-Tin Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur.
Ketua Panitia Dzikir Nasional 2019, Arul Busyro menjelaskan, ada bazar, kuliner halal, cek kesehatan gratis, donor darah, dan hiburan islami. Dzikir nasional dihadiri ulama dan tokoh nasional. Mereka mengisi ceramah keagamaan dan kebangsaan. Mamah Dedeh misalkan, menyampaikan inspirasi keislaman mulai bakda Ashar.
Puncak acara dimulai bakda shalat Isya berjamaah. Menteri Agama Fachrul Razi menyampaikan sambutan. Kemudian disambung ceramah keagamaan dari Habib Jindan, Ustaz Khalidi Asadil Alam, Ustaz Jazir, KH Cholil Nafis, dan Ustaz Abdul Mu’thi.
Setelah itu, salah satu pendiri Majelis Azzikra Ustaz Abdul Syukur memimpin dzikir dan doa menyambut pergantian tahun.
“Pada akhir acara, kami akan menyiapkan undian umrah gratis. Insya Allah akan sangat menarik. Ayo kita ramaikan akhir tahun 2019 dengan berdzikir di Masjid at-Tin,” kata Arul.
Tags: dzikir nasional, tahun 2020, muhasabah