UMMATTV, JONGGOL--AQL Peduli sukses menyelenggarakan Khitanan Massal di Kampus STIQ Ar-Rahman, Jonggol, Jawa Barat pada Ahad (24/7/2022). Acara itu merupakan puncak Khitanan Massal yang telah diadakan AQL Peduli di berbagai kota.
Ketua Umum Milad-14 AQL Islamic Center, Ustadz Yeri Kusyairi, mengatakan, Khitanan Massal merupakan salah satu gerakan dakwah AQL untuk mengajak masyarakat pada kebaikan. Seseorang lebih mudah dirangkul jika disertai sentuhan sosial.
Sentuhan sosial ataupun ragam bentuk bantuan kemanusiaan hanya wadah agar dakwah Islam lebih cepat diterima di tengah masyarakat. Ustadz Yeri mencontohkan program Khataman Qur’an sebelum acara itu digelar.
Puluhan peserta sudah memadati pelataran kampus STIQ Ar-Rahman sejak pukul 06.30 WIB. Muda-mudi almamater biru dan relawan AQL Peduli memberikan sambutan hangat. Para orang tua dengan senang hati duduk melingkar sambil bercengkerama dengan sang buah hati.
Suasana pagi itu tidak begitu cerah, hanya sedikit sentuhan cahaya matahari dari ufuk timur. Salah satu mahasiswa STIQ Ar-Rahman lalu tampil ke depan.
Mushaf digenggaman, mahasiswa itu memandu program Khatam Qur’an. Seketika suasana menjadi riuh dengan suara ayat-ayat Al-Qur’an yang dilantunkan.
“Jadi, kita ingin khataman Qur’an itu tidak hanya di masjid, tapi di mana saja. Kita mengajak masyarakat terbiasa mengkhatamkan Al-Qur’an di mana pun, melalui gerakan sosial, seperti Khitanan Massal ini,” tutur Ustadz Yeri.
Ustadz Yeri menyampaikan, Khitanan Massal digelar dalam rangka menyambut Milad ke-14 AQL menargetkan 1.400 anak. Ragam rintangan membuat fakta tak semulus rencana. Meski begitu, AQL Peduli berhasil mengumpulkan 700 lebih anak di berbagai kota.
“InI bukan waktu libur sekolah, seharusnya khitanan itu pas libur sekolah. Jadi, sebenarnya sangat luar biasa kita bisa mengumpulan 700 lebih anak dari target 1.400 anak, karena bukan waktu sekolah,” ujar Ustadz Yeri.
Capaian angka itu juga tak terlepas dai kinerja mahasiswa STIQ. Rektor STIQ Ar-Rahman, Ustadz Haris Reinaldi, mengatakan, para peserta tidak hanya berasal dari kampung-kampung yang berada di sekitar kampus.
“Tidak mudah mengumpulkan peserta Khitanan Massal, jadi, mahasiswa itu door to door ke rumah warga untuk mengajak ikut dalam program tersebut. Ada 14 desa kita ajak,” kata Ustadz Haris.*