Parenting : Kita yang Lalai, Mereka yang Hilang. Saatnya Hadir Sebelum Terlambat

Parenting : Kita yang Lalai, Mereka yang Hilang. Saatnya Hadir Sebelum Terlambat

Ketika mereka mulai kecanduan, sulit diajak bicara, dan lebih akrab dengan layar daripada keluarganya sendiri, kita sering merasa kecewa. 


Oleh: Arief Riyanto, S.Pd. (founder Parenst.com)


Parents, anak-anak kita tumbuh dalam dunia yang serba digital. Gawai begitu mudah mereka akses, kadang bahkan tanpa batas. 

Ketika mereka mulai kecanduan, sulit diajak bicara, dan lebih akrab dengan layar daripada keluarganya sendiri, kita sering merasa kecewa. 

Tapi, pernahkah kita bertanya: siapa yang membiarkan semua ini terjadi?

Bukan gawai yang salah. Masalahnya adalah ketika gawai menggantikan peran orang tua yang seharusnya hadir. 

Saat anak rewel, kita berikan ponsel agar tenang. Saat mereka bosan, kita biarkan mereka larut dalam game atau video tanpa pengawasan. 

Perlahan tapi pasti, anak pun berpaling. Mereka tak lagi mencari kehangatan rumah, karena kehangatan itu telah tergantikan cahaya layar.

Kita lalai, dan anak-anak yang hilang. Hilang dari obrolan hangat, dari pelukan, dari kedekatan yang dulu begitu alami. Mereka ada di depan mata, tapi terasa jauh.

Masih belum terlambat. Mari hadir kembali. Bukan sekadar hadir fisik, tapi benar-benar terlibat. 

Parents, mari dengarkan mereka, temani mereka, dan perlahan ajak mereka kembali ke dunia nyata yang penuh cinta dan perhatian. 

Anak-anak tak butuh gawai untuk tumbuh, mereka butuh kita, terutama pada masa golden age (0-7 tahun) dan golden periode-nya (8-15 tahun).

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." 

(QS. At-Tahrim: 6)

Ayat ini mengingatkan bahwa menjaga anak bukan hanya soal fisik, tapi juga jiwa dan arah hidupnya.

Tanggung jawab terbesar orang tua bukan sekadar membesarkan tubuh anak, tapi menuntunnya tumbuh dalam bimbingan, cinta, dan nilai.


Sebelumnya :