Pak Cah : Buka Hatimu, Karena Hidup Tidak Selalu Mengikuti Kehendakmu

Pak Cah : Buka Hatimu, Karena Hidup Tidak Selalu Mengikuti Kehendakmu

Pak Cah : Manusia tidak dikaruniai kemampuan untuk memastikan bahwa berbagai harapan, cita-cita dan keinginan tersebut bisa terwujud.

Oleh : Cahyadi Takariawan


Manusia adalah makhluk yang dilengkapi dengan akal pikiran, namun juga hawa nafsu. Di antara tugas manusia dalam kehidupan adalah menggunakan akal pikiran untuk mengendalikan hawa nafsu.

Salah satu hasil kreasi akal pikiran manusia adalah harapan, cita-cita dan berbagai keinginan. Manusia dikaruniai kemampuan untuk berusaha dan bekerja, untuk meraih harapan, cita-cita dan keinginannya. Namun manusia tidak dikaruniai kemampuan untuk memastikan bahwa berbagai harapan, cita-cita dan keinginan tersebut bisa terwujud.

Di saat yang sama manusia telah dikaruniai berbagai perangkat serta sarana yang bisa digunakan untuk menyertai usaha mencapai harapan, cita-cita dan keinginannya. Di antara perangkat dan sarana itu adalah taqwa, doa, tawakal, sabar, syukur, dan berbagai sikap hidup lainnya.

Maka manusia boleh memiliki harapan, boleh merancang cita-cita, boleh mendata keinginan. Manusia boleh bekerja keras, serta berusaha dengan bersungguh-sungguh untuk mencapai semua hal yang diinginkan dalam kehidupan. Manusia boleh membuat rencana-rencana --sedetail mungkin, sebaik mungkin, serapi mungkin, agar berbagai harapan bisa menjadi kenyataan.

Namun manusia juga harus menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya, apabila keinginan tersebut tidak bisa diwujudkan. Perangkat mental berupa ketakwaan, kesabaran, ketawakalan, husnuzhan, dan sikap optimistik harus selalu digunakan, sehingga tidak perlu mengalami kekecewaan berlebihan apabila berbagai rencana kebaikan tidak bisa direalisasikan.

Contoh-Contoh Kejadian dalam Kehidupan

Ada sangat banyak contoh, bahwa keinginan dan harapan kita tak selalu menjadi kenyataan. Sejak dari kejadian yang sederhana dalam kehidupan, sampai kejadian yang sangat besar dan sakral.

Contoh yang sederhana, misalnya seseorang ingin mudik lebaran. Ia sudah merencanakan beberapa bulan sebelum Ramadan. Namun ternyata situasi dan kondisi tidak memungkinkan. Akhirnya tidak bisa mudik lebaran dan tidak bisa berkumpul keluarga besar, padahal sudah direncanakan sejak berbulan-bulan.

Contoh lain, seorang lelaki ingin menikahi perempuan pujaan hatinya. Ternyata si perempuan pujaan hati menolak keinginan lelaki tersebut untuk menikah. Atau ada perempuan ingin dinikahi oleh lelaki tampan dambaan jiwa. Sayang si lelaki tampan memilih perempuan lainnya.

Contoh lain, seorang pemuda lulusan pascasarjana kampus ternama ingin bekerja di sebuah instansi bergengsi. Sayang sekali ia tidak masuk nominasi. Lamarannya ditolak dan ia tidak bisa bekerja di instansi tersebut. Demikianlah sangat banyak contoh keinginan dan harapan manusia yang tak bisa direalisasikan menjadi kenyataan.

Dalam contoh yang sakral, masyarakat Palestina ingin merdeka dari penjajahan Israel. Namun sekian lama berjuang hingga sekarang belum tampak tanda-tanda kemerdekaan. Justru korban semakin banyak berjatuhan. Keinginan mulia menjaga bumi Palestina dari penjajahan belum bisa terwujudkan hingga sekarang.

Bahkan, Rencana Nabi Pun Tak Selalu Bisa Terwujudkan

Jangankan manusia biasa seperti kita. Sedangkan manusia paling istimewa di muka bumi ini, Nabi Muhammad saw, kekasih Allah, tidak memiliki kekuasaan untuk merealisasikan semua rencana dan keinginan. Hal ini karena beliau saw tetap manusia, dan hanya Allah saja Tuhannya manusia.

Sebagai contoh, Nabi saw sangat ingin sang paman, Abu Thalib yang baik hati, bisa masuk Islam. Namun keinginan beliau ini tidak bisa menjadi kenyataan. Sang paman tetap tidak mengucap syahadat sampai akhir hayat. Nabi sangat ingin keluarga besar beliau bisa menjadi pendukung Islam. Namun ternyata banyak yang memusuhi beliau.

Dalam peristiwa perang Badar, Nabi saw bersama para sahabat keluar dari kota Madinah dengan harapan dapat menghadang kafilah dagang Abu Sufyan. Mengambil sebagian harta mereka sebagai ganti rugi terhadap harta yang ditinggalkan kaum muhajirin di Mekah.

Namun ternyata Allah berkehendak lain. Allah mentakdirkan agar pasukan muslim yang kecil ini bertemu dengan pasukan kesyirikan yang besar. Allah gambarkan kisah mereka dalam surat Al-Anfal ayat yang ke-7. Harapan Nabi saw dan para sahabat tidak terwujud. Mereka menginginkan harta kafilah dagang, tetapi yang mereka dapatkan justru pasukan siap perang.

Dalam kisah Perjanjian Hudaibiyyah, awalnya adalah ketika Nabi saw ingin melaksanakan umrah. Namun keinginan tersebut tertahan, karena kaum Quraesy menghalangi Nabi saw dan para sahabat untuk memasuki Kota Mekkah. Hingga akhirnya terjadilah Perjanjian Hudaibiyah yang menyebabkan Nabi saw serta para sahabat harus kembali ke Madinah. Tidak jadi melaksanakan umrah.

Maka Berlapang Hatilah, Karena Tidak Semua Harapan Bisa Menjadi Kenyataan

Untuk itu, manusia harus menyiapkan semua kemungkinan. Silakan membuat rencana. Silakan menyusun harapan dan cita-cita. Silakan mendata semua keinginan. Silakan bekerja dan berjuang meraih semua harapan dan merealisasikan semua rencana.

Namun harus bersiap dengan kemungkinan --terwujud atau tidak terwujud. Harus siap tercapai atau tidak tercapai. Harus siap dengan tercapai sesuai keinginan ataupun tercapai sebagian, dan tidak sesuai yang direncanakan. Semua kemungkinan harus dibuka dan disiapkan.

Bersyukur jika bisa merealisasikan harapan dan keinginan. Bersabar dan terus berjuang jika harapan dan keinginan belum menjadi kenyataan. Berlapang dada jika realitas hidup tak sesuai yang direncanakan.


Sumber : Kompasiana.com dengan judul "Lapangkan Hatimu, Karena Hidup Tak Selalu Sesuai Rencanamu",




Sebelumnya :