Penelitian dari Father Involvement Research Alliance Review menunjukkan, anak yang dekat dengan ayah tumbuh lebih bahagia, stabil emosinya, dan berkembang dengan baik.
Oleh: :Arief Riyanto, S.Pd. (Founder prentspedia.com )
Suatu hari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam mencium cucunya Hasan. Melihat itu, Aqra’ bin Habis At Tamimi berkata, "Aku punya 10 anak, tak satu pun pernah kucium." Rasulullah pun menegur, "Siapa yang tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi."
(HR. Bukhari-Muslim)
Ayah, sesibuk apa pun kita bekerja, jangan lupa hadir untuk anak-anak. Nafkah lahir kita penting, tapi nafkah batin berupa perhatian dan kasih sayang jauh lebih bermakna.
Penelitian dari Father Involvement Research Alliance Review menunjukkan, anak yang dekat dengan ayah tumbuh lebih bahagia, stabil emosinya, dan berkembang dengan baik. Sebaliknya, anak yang kurang diperhatikan cenderung emosional dan merasa kosong.
Jika Rasulullah yang super sibuk dengan beragam urusannya saja sempat mencium cucunya, mengapa kita tidak?
Luangkan waktu. Peluk mereka. Dengarkan mereka. Karena saat anak merasa dicintai, bahagia merekalah yang akan membahagiakan kita—di dunia dan akhirat.