Dalam wawancaranya usai menerima penghargaan tersebut, Prof. Uhaib menceritakan perjalanan panjangnya yang membawa beliau ke panggung internasional.
OMAN UMMATTV.COM – Prof. Uhaib Muhammad As'ad, seorang akademisi dan peneliti terkemuka Indonesia dari Universitas Islam kalimantan (UNISKA). Baru saja menerima penghargaan International Innovative Academician Award untuk tahun 2024 dalam acara yang diselenggarakan oleh International Institute of influencer di Muskat, Oman. Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan atas kontribusi besar beliau dalam bidang pendidikan dan inovasi akademik di tingkat internasional.
Dalam wawancaranya usai menerima penghargaan tersebut, Prof. Uhaib menceritakan perjalanan panjangnya yang membawa beliau ke panggung internasional. Lembaga yang memberikan penghargaan ini, International Institute of influencer , berpusat di Muskat dan memiliki anggota dari lebih dari 32 negara di Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Timur, dan beberapa negara di Afrika. Prof. Uhaib juga berbagi tentang peranannya sebagai Presiden lembaga ini, yang didukung oleh berbagai jaringan internasional, termasuk di Uni Emirat Arab, Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat.
"Alhamdulillah, pencapaian ini berkat usaha keras sebagai seorang peneliti dan akademisi. Penghargaan ini juga menjadi inspirasi bagi kita semua, terutama di Indonesia, agar terus berusaha keras, karena usaha yang keras tidak akan menghianati hasil," ujar Prof. Uhaib dengan penuh rasa syukur.
Mengembangkan Pendidikan Berbasis Human Capital dan Liberation
Prof. Uhaib juga menekankan pentingnya mengembangkan lembaga ini di Indonesia, dengan fokus pada pendidikan berbasis Human Development atau pengembangan sumber daya manusia. Menurut beliau, pendidikan yang ditawarkan oleh lembaga ini tidak hanya bersifat sekuler dan kapitalis, tetapi juga memiliki nilai-nilai liberation atau pembebasan yang lebih humanis.
"Institut ini mengedepankan pendidikan yang berfokus pada nilai-nilai kemanusiaan, bukan hanya sekedar alat kapitalisme. Kami ingin menanamkan nilai-nilai profetik, yaitu kebebasan dalam proses pendidikan yang tidak membelenggu dan menindas," jelas Prof. Uhaib.
Dalam pengembangan lembaga ini, Prof. Uhaib bersama Ustadz Agung Abdullah memiliki komitmen untuk membuka cabang di Indonesia, dengan Jakarta atau Kalimantan sebagai lokasi potensial. Sistem pendidikan yang ditawarkan akan menggunakan metode blended learning, dengan 60% kuliah dilakukan secara online dan 40% offline. Para pengajar akan berasal dari berbagai negara, seperti Inggris, Uni Emirat Arab, Jerman, dan Amerika Serikat.
Menjembatani Dunia Pendidikan dengan Komunitas Pesantren
Salah satu hal yang ditekankan oleh Prof. Uhaib adalah pentingnya melibatkan komunitas pesantren di Indonesia dalam pengembangan pendidikan ini. Beliau berharap agar pesantren tidak hanya dianggap sebagai lembaga eksklusif, tetapi juga menjadi bagian dari peradaban global, dengan mengintegrasikan pengetahuan modern, sains, dan teknologi.
"Salah satu basis kami nanti adalah komunitas pesantren, terutama yang ada di Kalimantan. Kami ingin agar alumni pesantren memiliki wawasan global, dengan menguasai bahasa Inggris, bahasa Arab, serta bahasa lainnya," tambahnya. Prof. Uhaib juga menyarankan agar pesantren membuka diri dan bersentuhan dengan dunia pendidikan global, guna meningkatkan daya saing di era globalisasi.
Kerjasama dengan Asosiasi Pondok Pesantren Indonesia
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Uhaib juga berbicara mengenai kerjasama yang akan dijalin antara lembaga ini dengan berbagai asosiasi dan persatuan pondok pesantren di Indonesia. Kerjasama ini bertujuan untuk membawa pesantren-pesantren di Indonesia ke level internasional, sehingga para santri dapat memperoleh pendidikan yang lebih luas dan dapat berkompetisi di dunia global.
Salah satu bentuk dukungan yang diberikan datang dari Ustadz Agung Abdullah, yang merupakan pembina di beberapa pondok pesantren di Indonesia. "Kami akan terus memperkuat jaringan dengan pondok pesantren, dan berusaha agar mereka dapat mengakses pendidikan yang memiliki standar internasional," ujar Ustadz Agung Abdullah.
Tags: #Prof Uhaib, #UNISKA, #Oman