#5 Sini Duduk Samping Aku : Gaya Hidup Melayani

#5 Sini Duduk Samping Aku : Gaya Hidup Melayani

Ada seorang wanita, Nani Yulita namanya, perempuan beranak lima ini, merupakan anak tertua dari 7 adik adiknya, ya...wanita ini saya memanggilnya mami.

Ibu kandung saya yang dalam kesehariannya asik dan jenaka dalam caranya. Ada saatnya tampil elegan dihadapan banyak orang, ada kalanya tampil seadanya ala ala ibu ibu dirumah.

Ada masanya beliau tegas dalam bersikap, ada masanya juga tidak ragu beliau mengalah pada sesuatu yang merugikannya.

Dari beberapa cerita tokoh hebat yang akan saya sampaikan pada sesi akhir dari tulisan saya dibulan desember 2024 ini, dengan tema Hidup berkualitas, gaya hidup menjadi rangkaian ke lima dari sub tema kita di Hidup berkualitas.

Mami saya ini sosok yang amat sangat mendahulukan apa apa saja yang dianggapnya prioritas. Bukan hanya saya dan ke empat saudara saya, tetapi kepada adik dan keponakannya pun amat sangat ingin menjadi tempat mengadu keluh kesah. Bukan hanya nasihat, finansial pun tak ragu diberikan sekalipun hanya untuk membantu seperlunya. Meskipun  kondisi kami saat itu pun harus jalani hidup yang pas pasan.

Mami saya pernah bilang, " Barang apa saja yang kita lakukan untuk kepentingan orang lain, itu melayani".

Belajar mendahulukan kepentingan orang , sudah menjadi perkara rumit bagi insan manusia disaat ini. Pengkondisian mental dan cara berpikir sudah diterapkan sejak kita mulai sekolah. Sehingga insan manusia saat ini terjebak pada situasi yang harus mementingkan diri sendiri.

Sangking langkanya, di media sosial banyak sekali dipertontonkan, drama drama perbuatan baik, seakan akan dibuat untuk kepentingan orang yang membutuhkan, padanal hanya sebatas konten konten sampah. Yang akhirnya membuat kegaduhan tersendiri kedepannya.

Sikap melayani menjadikan kita figur yang akan sangat dinanti kehadirannya, sekalipun ada kontroversi unik dari apa yang kita lakukan, Mami saya tegaskan begini ;

"Orang yang melayani, hidupnya tidak akan roboh", jadi dengan kata lain, jika melayani menjadi cara kita meringankan kesusahan orang lain, tidak ada satu manusia pun yang sanggup menghina kita.

* "Orang yang melayani, hidupnya tidak akan berhutang apapun, kepada siapapun dan dalam keadaan apapun", artinya hidup dalam jaminan pemeliharaan ALLAH SWT

Dan saya, mengaplikasikan gaya hidup melayani, sekalipun berat pada awalnya, akan tetapi menjadi candu tersendiri buat saya, jika saya tidak melakukan pelayanan kepada orang orang disekitar saya.

Ada cerita hebat juga dari seeorang yang jalani hidupnya dengan, melayani.

2007 saya ada kesempatan untuk menghadiri acara di california, US. Dikarenakan biaya akomodasi di Cali amat sangat mahal, dan uang saku saya terbatas, saya menginap di hotel di distrik selatan california, rodchester kawasan orange county.

Five Stars nama hotelnya, penginapan kecil namun amat sangat menyentuh feeling kita yang menginap disana. Bukan hotel bintang 5 itu, akan tetapi dari sana hadir standart operasional hospitality internasional. Hotel ini berjaya ditahun 60an, sebelum Las Vegas menjadi kota terheboh saat ini tahun 70an.

Memasuki tahun 70an, Five stars, hotel tersebut sepi hunian, sekalipun operasional tetap berjalan dua tahun setelahnya, akan tetapi krisis keuangan dianggap tidak bisa lagi menjalani kegiatan operasional hotel tersebut.

Mr Conrad nama sang pemilik hotel ini, memaanggil semua petugas yang bekerja disana, dari direktur, GM, Manager, staff sampai cleaning service pun diajak rapat untuk hotel ini akan tutup operasional.

Direktur sampai staff pun tak ragu untuk mengajukan resign, mengingat godaan untuk bekeria di Las vegas amat sangat menjanjikan. Sampai akhirnya sang cleaning service ditanya pendapatnya, dengan lantang dia berkata, " I'll stay still here sir" jawabnya, SAYA TETAP DISINI.

Mr conrad bilang kepada cleaning service ini, Evan (nama sang cleaning service), kamu tidak punya pendidikan, kamu tidak punya relasi bisnis, kamu tidak punya pengetahuan manajemen, untuk apa kamu tetap disini.

Ya, Evan hanyalah anak 17 tahun dan yatim piatu pula, yang hanya bermodalkan kemauan bekerja dan memperbaiki nasibnya.

Dan dia menjawab, SAYA PUNYA METODE PENTING YANG BISA MENYELAMATKAN HOTEL INI.

"Apa metodemu itu" kata Mr conrad.

"Service !!!" , melayani jawab Evan.

Sambil senyum Mr conrad bilang, " Okay , lakukan, aku mau melihat sehebat apa metodemu".

Tahun 60an, tata kelola hotel sangat tidak seperti saat ini, dijaman itu, ketika penyewa sudah selesai mengurus administrasi menginap, mereka hanya diberikan arahan menuju kamanya saja.

Kebiasaan tersebut, Evan rubah total, tamu yang menginap, setelan selesai administrasinya, Evan antar langsung kekamanya, diterangkan semua fasilitas yang ada dikamar, sambil kedua tangannya terlipat baik dibalik punggung sambil berkata, " Apa lagi yang bisa saya bantu".

Hal kecil yang Evan lakukan ini menjadi hal besar pada industri perhotelan saat ini.

Singkat cerita, apa yang Evan lakukan untuj Five stars, membuat dirinya diangkat anak oleh Mr conrad, dan diberikan kepada Evan sebagai warisan darinya.

Kita tidak kenal Evan tentunya, tapi saya yakin kita kenal cucunya, Paris Hilton, anak angkat dari Conrad Hilton, Jhon Evan Hilton nama sang cleaning service.

Hidup yang berkualitas didapatkan dengan kemampuan komunikasi yang efektif, disertai pemahaman keberhasilan, dikuatkan dengan daya juang yang utuh, dipertajam dengan kemampuan pengebangan diri, dan kesemuanya dibungkus dengan sikap melayani, inshaa ALLAH, hidup yang berkualitas menjadi bagian kehidupan kita semua.

Dahulukanlah kepentingan orang lain, olehn karenanya kita akan menjadi insan manusia yang berani berkata, Sini duduk Samping aku.

Sampai jumpa di tema selanjutnya di bulan januari 2025.

Sebelumnya :