PURWAKARTA - Yayasan Askar Kauny (YAK) bersama Yayasan Global Cahaya Nubuwwah Insani (GCNI) mengembangkan Islamic Entrepreneur Boarding School setara SMA di Desa Neglasari, Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Setelah resmi berkolaborasi, YAK dan GCNI mulai melakukan seleksi kepada para calon santri yang akan mendapat beasiswa.
Untuk tahap pertama, seleksi digelar pada Senin (7/12) di kampus GCNI di Purwakarta yang diikuti 34 calon santri. "Nantinya yang akan diterima ada 20 santri yang bisa belajar di sini," ungkap Direktur Program Askar Kauny Hilal Achmad.
Hilal menjelaskan, tahap seleksi awal para calon santri diuji kemampuan hafalan alquran minimal 3 juz, tes bakat dan minat serta wawancara. Selain itu, YAK juga memberikan beasiswa bagi santri di mahad Askar Kauny hingga lulus SMA nanti. "Setelah lulus nanti mereka diharapkan bisa melanjutkan ke perguruan tinggi dan kedepannya menjadi pemimpin atau CEO di berbagai perusahaan," harapnya.
Dengan luas lahan hingga tujuh hektare, beber Hilal, YAK dan GCNI bermimpi mencetak para santri penghafal quran sekaligus memiliki bekal wirausaha untuk masa depannya. "Kami memiliki impian mencetak hafiz quran plus pengusaha alias santripreneur, technopreneur, agropreneur hingga sociopreneur," imbuh Hilal.
Di Purwakarta, YAK dan GCNI juga membuat lembaga riset agrobisnis. Mereka mengajarkan para santri bertanam buah naga, jeruk, kurma, cabai dan tanaman lainnya. Kedepannya, kata Hilal, pihaknya juga akan mengembangkan ternak kambing hingga sapi.
Founder Askar Kauny ustaz Bobby Herwibowo menambahkan, para santri juga usai lulus bisa melanjutkan kuliah ke Jerman, Perancis, Turki, Taiwan hingga Selandia Baru. Dari kuota 60 siswa, jelas Usbob - sapaan akrab ustaz Bobby - saat ini sudah terisi 21 santri beasiswa penuh dari YAK dan GCNI. "Semoga kedepannya mereka bisa jadi future leader dan lulus sebagai hafiz quran," harap Usbob.
Sekolah GCNI didirikan pasangan suami-sitri Enny Tin Suryanti dan Anwar Ridho. Menurut Enny, metode menghafal quran semudah tersenyum dari Askar Kauny terbilang unik dan mudah diterapkan kepada para siswa. Ia berharap, kerjasama dengan YAK bisa berlanjut di berbagai bidang lainnya. "Harapan kami sinergi bukan hanya metode, tapi fundrising hingga pemberdayaan umat," harap Enny.*