" Banyak orang merasa begitu puas dengan menghitung biji tasbih setiap kali menyebut nama Allah Tetapi mereka tidak punya tasbih untuk menghitung ucapan sia-sia yang tak terbilang banyaknya"
( Imam Al Ghazali )
Setiap orang yang dilahirkan didunia pasti tak luput dari salah dan lupa. Hal ini sudah manusiawi. Dan sebaik-baik orang yang bersalah ialah yang sudi menyesali perbuatan buruknya secara sungguh-sungguh, lalu belajar untuk tidak mengulanginya. Dan alangkah baiknya ketika seseorang mampu bersedih hati karena merenunginya kesalahannya, kemudian ia berjanji untuk tidak pernah mengulangi kesalahannya serupa.
Sayangnya ada juga orang yang melakukan kebaikan, tetapi ia tertipu dengan kebaikannya sendiri. Ia seakan-akan sudah melakukan perbuatan yang sangat mulia sementara hal tersebut malah menyebabkan berlaku pongah dan riya. padahal setiap perbuatan baik sebenarnya tidak menjamin seseorang untuk masuk surga kecuali Allah Subhanahu Wa Ta'ala kecuali Allah Subhanahu Wa Ta'ala meridhoi, karenanya jangan pernah kita merasa aman dengan perbuatan baik yang sudah kita kerjakan.
Agar kita tidak terkecoh dengan perbuatan baik yang sudah kita kerjakan. Apabila kita melakukan sesuatu kebaikan maka segera lupakan. Ingatlah berbagai perbuatan sia-sia yang justru lebih banyak kita kerjakan. Lebih-lebih perbuatan yang boleh mendatangkan dosa. hal ini dimaksudkan untuk melatih keikhlasan hati kita bahwa kita beribadah hanya karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala bukan karena hal lainnya..
Dengan melakukan hal-hal tersebut niscaya kita akan mampu mengendalikan kecongkakan hati kita di hadapan siapapun. Bahkan kita tidak akan gampang merasa puas dengan beragam amal baik yang telah kita kerjakan. Mengenai hal ini Mari kita simak penuturan Imam Al Ghazali "Jika kita terlepas menghitung pahala tetapi melupakan dosa-dosa maka kita menjadi orang tertipu terhadap amal kita sendiri"
Itulah sebabnya kita sesungguhnya tak perlu sibuk mengkalkulasi pundi-pundi pahala atau tertipu oleh perbuatan baik yang telah kita lakukan. Usahakan bahwa setelah beramal kita selalu menyerahkannya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala sebagai zat yang maha bijak biarkanlah saja Allah subhanahu wa ta'ala yang mengatur pahala kita secara adil.
Sebaiknya agar tidak terjebak dan tertipu dengan kebaikan yang telah kita perbuat, mestinya sudi mengkalkulasi dosa-dosa yang mungkin telah kita kerjakan. Ingatlah bahwa kesalahan atau dosa yang menyebabkan kita bersedih itu jauh lebih baik daripada kebaikan yang justru menjadikan kita berlaku sombong.
Selanjutnya Mari kita meluangkan hitung dosa-dosa yang telah kita perbuat. Dengan mengingat dosa-dosa tersebut bisa ya kita akan senantiasa bahwa kita masih bergelimang dosa...