UMMATTV, MAKASSAR--STIBA Makassar kembali mengawali Tahun Ajaran baru 1442—1443 H/2021—2022 M dengan Kuliah Perdana, Senin (06/09/2021). Kegiatan yang berlangsung daring ini dikuti seluruh mahasiswa, dosen, dan pengelola.
Kuliah Perdana bukan sekadar acara simbolis, atau sebatas rutinitas di setiap awal semester, tapi menunjukkan bahwa civitas academica STIBA masih memiliki semangat yang kuat, tekad yang besar untuk bersama-sama berjibaku berada di saf-saf terdepan.
Dalam kaitannya dengan perjuangan tersebut, maka mahasiswa dituntut meningkatkan kapasitas keilmuan yang menjadi tuntutan syariat agama. Hal ini disampaikan oleh Ketua STIBA Makassar Ustaz Ahmad Hanafi, Lc., M.A., Ph.D. saat memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut.
Mudir kembali mengingatkan dua ribuan peserta yang memenuhi ruang Zoom dan Kanal Youtube STIBA TV akan visi STIBA Makassar. Visi besar itu adalah “Menjadi 10 Besar Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab di Indonesia yang berbasis Ahlussunnah wal Jamaah pada tahun 1453 H.”
“Seharusnya ini ada di depan mata kita, dan salah satru perwujudan visi misi tersebut adalah peningkatan kualitas perkuliahan, peningkatan akademik, wajah-wajah yang bersemangat untuk mengikuti kegiatan kuliah perdana. Hari ini kita telah menabuh genderang untuk melanjutkan cita-cita kita setelah menyelesaikan liburan akhir semester,” tutur Ustaz Ahmad.
Tampil memberikan sambutan kedua, Ketua Senat STIBA Makassar Ustaz Muhammad Yusran Anshar, Lc., M.A., Ph.D. menjelaskan makna liburan. Dalam Islam pada hakikatnya ketika kita berbicara tentang liburan, maka bukan dalam artian off secara total tanpa aktivitas. Libur dalam Islam pada hakikatnya adalah berpindah dari satu amal ke amalan lainnya.
“Sebagai seorang manusia biasa, kita punya kecenderungan untuk jenuh dan bosan terhadap suatu amalan yang kita geluti setiap saat. Oleh karena itu, dalam ibadah yang paling mulia pun, ibadah salat, disyariatkan adanya istirahat dari salat. Salat saja yang merupakan ibadah paling utama, ada waktu-waktu yang dilarang kita untuk salat,” jelas ketua Dewan Syariah Wahdah Islamiyah tersebut.
Di antara hikmahnya kata Ustaz Yusran adalah untuk beralih ke amalan lainnya dan menghindarkan kita dari kejenuhan.
“Dan ketika kita ingin melakukan salat, timbul lagi rasa rindu dan semangat yang baru untuk melaksanakan ibadah salat tersebut,” ujar Ustaz Yusran.
Hal yang sama juga terjadi dalam tradisi menuntut ilmu. Ketua Program Kaderisasi Ulama (PKU) yang hari itu turut diluncurkan memberikan pesan khusus kepada para mahasiswa PKU.
“Ini adalah amanah yang besar, maka manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Antum adalah qudwah bagi adik-adik Antum. Jadilah teladan yang terbaik. Semoga Allah memberkahi jalan Antum,” pungkasnya.
Kuliah Perdana kali ini menghadirkan K.H. M. Cholil Nafis, Lc., M.A., Ph.D. sebagai narasumber. Tema yang dibawakan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini adalah “Eksistensi Keilmuan Islam dalam Menghadapi Tantangan Dakwah di Masa Pandemi Covid-19”.
Kuliah Perdana juga dirangkaikan dengan peluncuran Program Kaderisasi Ulama (PKU) STIBA Makassar oleh Ustaz K.H. Dr. Muh. Zaitun Rasmin, Lc, M.A. (Ketua Umum Wahdah Islamiyah).