Zakat Merekatkan Silaturrahim dan Jalan Menuju Surga

Zakat Merekatkan Silaturrahim  dan Jalan Menuju Surga

Salah satu syariat Islam yang Allah wajibkan dalam Al-Quran adalah membayar zakat.

Oleh:

Sayed Muhammad Husen

Penyusun Program Anggaran dan Pelaporan

Sekretariat Baitul Mal Aceh


Abu Aiyub berkata, seorang laki-laki berkata kepada Nabi saw, “Beritahu aku tentang suatu amal yang dapat memasukkanku ke surga.” Beliau bersabda, “Sembahlah Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dirikanlah shalat, tunaikan zakat dan sambunglah tali silaturrahim.” (Muttafaq ‘alaihi).

Sahabat Rasulullah saw menggunakan setiap kesempatan bersama beliau untuk bertanya, konsultasi atau membenarkan/mengoreksi apa yang dilakukannya. Sahabat seringkali meminta nasihat Rasulullah saw untuk menenteramkan batin, sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi dan persiapan kehidupan yang paling jauh, yaitu di surga. Itulah kehidupan muslim yang tidak berakhir di dunia. Semuanya wajib dipertanggungjawabkan di yaumil akhir.

Dari hadits di atas, sahabat hendak mendapatkan gambaran praktis, apa saja yang dapat mengantarkan seorang ke surga. Sebab surga adalah idaman dan kehidupan terakhir seorang muslim.  Hidup selamanya di sana. Pada kesempatan tersebut, Rasulullah menyebutkan empat faktor utama: tidak menyekutukan Allah, menununaikan shalat,  membayar zakat dan menyambung silaturrahim. Mudah memahami nasihat Rasullah saw tersebut, namun tak mudah mengamalkannya.

Tidak menyekutukan Allah, artinya tidak berpikir atau bertindak syirik adalah hal utama dalam ajaran Islam. Mayakini satu-satunya Ilah yang wajib disembah adalah Allah Swt dan bersaksi Muhammad adalah utusan Allah. Konsekuensi dari tauhid ini, kita akan mematuhi aturan Allah Swt yang terdapat dalam Alquran dan mematuhi pula sunnah Rasulullah saw. Manjadi muslim yang komited terhadap syariat Islam kaffah. 

Salah satu syariat Islam yang Allah wajibkan dalam Al-Quran adalah membayar zakat. Allah Swt berfirman: “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sungguh doamu itu (menumbuhkan ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS At-Taubah: 103). Banyak ayat dan hadits lain yang memerintahkan berzakat dan ancaman bagi yang tidak menunaikannya. 

Sementara hadits di atas memotivasi umat Islam untuk menunaikan zakat yang balasannya adalah surga. Siapa yang tak mau mendapatkan surga? Setiap muslim dipastikan bertekad menuju surga melalui ibadah dan amalan di dunia ini, misalnya membayar zakat, infak, membari hibah, hadiah, sedekah dan berwakaf.  Sebaliknya, bagi muslim muzakki (wajib zakat), namun tidak menunaikan zakat, itu artinya secara tidak langsung menghindari masuk surga. Sungguh tak masuk akal tindakan tersebut.

Karena itu, kita perlu saling membantu, menasihati dan mendakwahkan supaya seluruh muzakki dapat bersama-sama menuju surga dengan menunaikan zakat. Sebab tak mungkin  lagi sekarang ini muzakki mendapat nasihat atau koreksi dari Rasululah saw. Bisa jadi muzakki belum membaca hadits-hadits Rasulullah saw tentang kewajiban zakat, zakat apa saja yang wajib tunaikan, haul, nishab, hikmah, serta ancaman bagi yang mengingkari zakat. Penyebaran informasi ini dapat dilakukan oleh  amil yang bekerja pada Baitul Mal, BAZNAS atau Lembaga Amil Zakat (LAZ). 

Selain zakat, menurut hadits di atas, seorang muslim menuju surga dengan melakukan silaturrahim. Itulah wujud pembangunan jamaah muslimin yang sesungguhnya. Dengan silaturrahim akan terhubung kaum muslim di sekitar kita dan di seluruh penjuru dunia, sehingga terbangun jaringan yang saling mendukung, saling membantu dan saling mendoakan. Salah satu alat yang efektif digunakan merekatkan silaturrahim adalah zakat. Dengan zakat akan menghapus kesenjangan muslim yang kaya dengan yang miskin. Zakat pula secara cepat membantu saudara muslim supaya tak terpuruk dalam penderitaan. 

Rasulullah menyebutkan ibadah lain menuju surga adalah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Abu Hurairah r.a berkata, seorang Arab Badui datang menemui Nabi saw dan berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku tentang amal yang jika dilakukan, aku masuk surga.” Beliau bersabda, “Sembahlah Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dirikanlah shalat, tunaikan zakat, dan berpuasalah di bulan Ramadhan.” Ia berkata, “Demi zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh, aku akan melakukan yang lebih dari ini.” Ketika orang itu pergi, Nabi saw bersabda, “Barangsiapa ingin melihat seorang ahli surga, maka lihatkah orang itu.” (Muttafaq ‘alaihi).

Jika kita telaah lebih dalam, terdapat korelasi yang kuat antara tauhid, shalat, puasa, silaturrahim dan puasa Ramadhan. Ibadah-badah ini akan mengaitkan ibadah  pribadi (shalat dan puasa) dengan ibadah sosial (silaturrahim dan zakat). Kita bisa saja menjadi pribadi yang sempurna dan salih dan dengan mudah menggapai surga melalui ibadah-ibadah yang kita kerjakan, namun tidaklah lengkap apabila tidak disertai dengan ibadah sosial,  membantu sudara seiman sama-sama masuk surga.

Dengan puasa Ramadhan, Allah berikan kekuatan dan kemudahan untuk melakukan berbagai ibadah lain, terutama meningkatkan silaturrahim dan menunaikan zakat. Kita bersihkan tauhid dan tingkatkan kualitas shalat. Menunaikan  zakat fitrah dan menghitung zakat mal/penghasilan yang belum kita bayar, sehingga puasa kita benar-benar sempurna. Semoga Allah lempangkan kita menuju surga-Nya, seperti dijanjikan Rasulullah saw.*

Sebelumnya :
Selanjutnya :