(Seri Tadabbur Qur'an) Mengundang Pertolongan Allah (Bag. 1)

(Seri Tadabbur Qur'an) Mengundang Pertolongan Allah (Bag. 1)

Hikmah terbesar dari kelemahan, kekurangan dan ketidaksempurnaan manusia adalah agar "Kita" menyadari dan meresapi makna "Allaahushshamaad" di surat al ikhlas, Allah tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Oleh : Dr. Samsul Basri

Sesuai keputusan dan kebijakan Pemerintah setempat, untuk wilayah Bogor tertanggal hari ini (Rabu, 15 April 2020) diberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dalam penanganan dan penghentian penyebaran Covid-19 di masyarakat. Sebagai Muslim atas ujian dan musibah ini, "kita" mengucapkan kalimat istirja', "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun."

Menyikapi sekaligus merespon positif kebijakan di atas, saya mengajak diri dan pembaca budiman, bersama mentadabburi surat Al Baqarah ayat 45 dan 46. Bacalah perlahan dengan penuh perenungan,

وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (Surat Al-Baqarah, Ayat 45)

ٱلَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَٰقُواْ رَبِّهِمۡ وَأَنَّهُمۡ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ

(yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Surat Al-Baqarah, Ayat 46)

Dalam kondisi PSBB sekarang ini, penting bagi kita untuk mentadabburi dua ayat yang mulia ini. Karena di dalamnya ada pendidikan bagi "Kita" untuk senantiasa melibatkan Allah dalam setiap urusan. Untuk senantiasa mengharap pertolongan Allah dalam setiap permasalahan. Sebab itulah saya mengetengahkan judul Mengundang Pertolongan Allah. 

Pada tulisan bag.1 ini, "Kita" hanya mentadabburi penggalan ayat "wasta'iinuu" pada ayat 45 di atas. Semoga kita tercerahkan dengan "wasta'iinuu".

Bacalah sekali lagi ayat 45 di atas. Perhatikan, di awal ayat berisi perintah, "Wasta'iinuu" artinya mintalah oleh kalian pertolongan!. yaitu meminta pertolongan kepada Allah. Saking pentingnya perintah ini, sehingga "Kita" disyariatkan mengucapkan hal tersebut minimal 17 kali setiap hari dalam bentuk ikrar, "Iyyaaka na'buduu wa iyyaaka nasta'iinu", yang artinya Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.

Mengapa kita butuh pertolongan?!

Cobalah renungi firman Allah Surat Al Balad ayat 4, 

لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِي كَبَدٍ

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah. (Surat Al-Balad, Ayat 4)

Ayat ini menegaskan bahwa manusia diciptakan secara dzatnya bersifat lemah, berkekurangan, dan jauh dari kesempurnaan. Sebab itulah menurut para mufassir manusia selalu dan akan selalu berada dalam kesulitan, dalam kesusahan, dan akan selalu merasakan kepayahan dalam hidup. Tak seorang pun di dunia ini yang bisa berlepas diri dari kekurangan. Dengan kata lain, setiap orang ada ujian kesedihannya masing masing. Bisa dipastikan, setiap kali seseorang melewati satu masalah akan dijumpainya masalah yang lain, demikian seterusnya. 

Mengapa manusia tercipta dalam keadaan lemah, dan pasti menjumpai masalah dalam hidupnya?

Hikmah terbesar dari kelemahan, kekurangan dan ketidaksempurnaan manusia adalah agar "Kita" menyadari dan meresapi makna "Allaahushshamaad" di surat al ikhlas, Allah tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Ya, supaya kita sadar bahwa "Kita" butuh Allah. Supaya "Kita"  bergantung dan bersandar hanya kepada-Nya. Maha benar Dia yang berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلۡفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِۖ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلۡغَنِيُّ ٱلۡحَمِيدُ

Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji. (Surat Fathir, Ayat 15)

Dari penggalan ayat "Wasta'iinuu" jelaslah bahwa fitrahnya manusia adalah "Butuh kepada Allah", butuh pertolongan Allah. Siapa saja yang merasa tidak butuh Allah dalam setiap urusannya, dialah hakikatnya manusia sombong yang berjalan di muka bumi.

وَلَا تَمۡشِ فِي ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًاۖ إِنَّكَ لَن تَخۡرِقَ ٱلۡأَرۡضَ وَلَن تَبۡلُغَ ٱلۡجِبَالَ طُولٗا

Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung. (Surat Al-Isra', Ayat 37)

Bagaimana implementasi manusia Sombong?!

Kembali lagi pada ikrar "Kita" di surat al Fatihah, "Iyyaaka Na'budu wa Iyyaka nasta'iinu." Bahwa impelementasi manusia butuh kepada Allah adalah dengan ibadah, dengan hanya menyembah kepada-Nya. Yang dengan ibadah itu, Allah akan menolong hamba-Nya. Dari sini kita ambil Mafhuumul mukhaalafah pemahaman kebalikannya, bahwa siapa yang tidak menyembah Allah berarti tidak mengharap pertolongan Allah. Dan siapa yang tidak mengharap pertolongan Allah, dialah orang yang sombong.

Dari sinilah, penulis berkesimpulan, Menyikapi teror Covid-19 sekarang ini, siapa saja yang tetap melalaikan shalat 5 waktu, dan melalaikan sejumlah ibadah yang lain itulah orang yang sombong, yang dengan ponggahnya mendemonstrasikan diri di hadapan Allah bahwa dia tidak butuh Allah. Tidak butuh Allah dalam penanganan covid-19 ini.  Naudzu billah min dzaalik.

Sebelumnya :
Selanjutnya :